Liputan6.com, Washington - Presiden Bank Dunia Jim Kim memperingatkan bahwa 2/3 lapangan kerja di negara berkembang bisa lenyap akibat otomatisasi. Keadaan itu dinilai bisa menyulut konflik dan arus pengungsi.
Peringatan ini dikemukakannya dalam konferensi tahunan Bank Dunia/Dana Moneter Internasional di Washington pada Kamis, 20 April 2017.
Advertisement
Kim mengatakan masih belum jelas seberapa cepat otomatisasi dapat melenyapkan lapangan kerja. Ancaman terhadap peluang kerja tiba, sementara akses yang hampir universal pada internet membuat orang di negara miskin tahu ada orang lain yang hidup lebih nyaman.
Kondisi tersebut, menurut Kim, menciptakan aspirasi yang melonjak. Tanpa pertumbuhan ekonomi dan peluang aspirasi yang tidak terpenuhi itu, bisa menjurus pada frustrasi, keresahan atau bertambah banyak yang mengungsi mencari pekerjaan di negara lain.
Menurut Kim, seperti dikutip dari VOA News, Sabtu (22/4/2017), isu ini mendesak karena dunia sudah menghadapi banyak masalah gawat dengan konflik, goncangan iklim, kelaparan, dan krisis pengungsi terburuk sejak Perang Dunia II.
Solusinya, kata Kim, ialah memobilisasi triliunan dolar modal swasta yang dewasa ini berbunga rendah atau tanpa bunga. Pakar-pakar Bank Dunia sedang berusaha mencari cara untuk membantu pemodal komersial melakukan investasi demikian, yang risikonya lebih kecil dan dari sudut komersial menguntungkan.
Di Amerika, kekhawatiran bahwa komputer dan otomatisasi menghilangkan lapangan kerja tumbuh tatkala jutaan lapangan kerja manufakturing hilang sejak tahun 1999. Meskipun sebagian politisi menyalahkan perdagangan yang menyebabkannya,
Sebagian besar ekonom berpendapat sebagian besar lapangan kerja itu lenyap akibat otomatisasi.