Liputan6.com, New York - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Jumat peka (Sabtu pagi waktu Jakarta) ini karena investor sangat berhati-hati dalam bertransaksi jelang pemilihan umum Prancis putaran pertama. Namun jik dihitung secar mingguan, S&P 500 mampu menguat pada pekan ini setelah dua pekan sebelumnya terus tertekan.
Mengutip Reuters, Sabtu (22/4/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 30,95 poin atau 0,15 persen ke level 20.547,76. Indeks S&P 500 kehilangan kekuatan 7,15 poin atau 0,30 persen ke angka 2.348,69. Sedangkan Nasdaq Composite Index turun 6,26 poin atau 0,11 persen ke level 5.910,52.
Baca Juga
Advertisement
Sentimen utama yang mempengaruhi gerak Wall Street adalah pemilu Prancis. Putaran pertama pemilihan Presiden Prancis membuat pelaku pasar menahan transaksi karena belum bisa melihat apa yang akan terjadi. Lima calon bertarung memperebutkan suara rakyat pada pemilu Prancis kali ini. Kelima calon yang betarung tersebut adalah Francois Fillon, Benoit Hamon, Marine Le Pen, Emmanuel Macron dan Jean-Luc Melenchon.
Dalam beberapa jajak pendapat Emmanuel Macron menjadi favorit pilihan masyarakat Prancis. Tetapi di luar itu, Jean-Luc Melenchon juga memiliki suara yang cukup besar.
"Investor tidak ingin bermain-main dengan Pemilu Prancis ini detelah melihat apa yang terjadi dengan Inggris," jelas Chief Investment Officer BMO Private Bank, Chicago, AS, Jack Ablin.
Di luar itu, sentimen yang mempengaruhi gerak Wall Stret adalah rencana presiden AS Donald Trump untuk mengumumkan kebijakan reformasi pajak pada Rabu pekan depan.
Selama ini kebijakan reformasi perpajakan memang ditunggu-tunggu oleh investor karena cukup bisa memberikan angin segar kepada ekonomi AS. Dalam kampanyenya Presiden Trump berjanji untuk memotong pajak baik untuk perorangan maupun perusahaan. Langkah tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. (Gdn/Ndw)