Liputan6.com, Jakarta - Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjadi pemenang dalam Pilkada DKI 2017 versi hitung cepat. Tentu, realisasi akan janji kampanyenya banyak ditunggu, termasuk salah satunya untuk menutup Hotel Alexis.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwana Yoga, mengatakan ini bukan sekadar janji. Tapi perlu sikap dari Anies, jika resmi menjabat sebagai Gubernur.
Advertisement
"Ketegasan memang sangat diharapkan dari Anies-Sandi," kata Nirwono kepada Liputan6.com, Jumat 21 April 2017.
Menurut dia, jika pasangan itu menyatakan berani untuk menutup, maka bukan sekadar itu yang diperlukan. Tapi perlu juga dilihat dampaknya.
"Jika berani menutup Alexis, tentu tidak sekadar menutup. Tetapi perlu dipikirkan juga peluang atau lapangan kerja untuk pegawainya," tegas Nirwono.
Selain itu, masih kata dia, perlu ada kelanjutan dari aksi tersebut. Tempat hiburan malam lain yang terdapat prostitusi, atau hal yang lain melanggar peraturan daerah, juga harus ditutup.
"Dipikirkan juga kelanjutan atau penutupan secara meluas industri hiburan malam yang ada di kawasan Kota dan Jakarta secara keseluruhan," pungkas Nirwono.
Keinginan Anies menutup tempat prostitusi kali pertama dilontarkan saat debat perdana cagub-cawagub DKI Jakarta pada Jumat 13 Januari 2017. Saat itu, Anies menyindir gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dinilainya tegas menertibkan warga miskin, tetapi lemah menertibkan tempat prostitusi.
Anies lalu menyebutkan nama salah satu hotel di Jakarta Utara yang selama ini diduga jadi sarang prostitusi, yaitu Hotel Alexis.
Saat berkampanye pada 16 Januari 2017 di Jalan Batu Ceper, Gambir, Jakarta Pusat, Anies kembali menegaskan sikapnya itu. Ia mengatakan akan menutup seluruh tempat prostitusi di Jakarta, termasuk Hotel Alexis, jika terpilih sebagai gubernur.