Liputan6.com, Islamabad - Kericuhan terjadi di Parlemen Pakistan. Hal tersebut dipicu permintaan kelompok oposisi meminta Perdana Menteri Nawaz Sharif untuk mundur.
Nawaz saat ini sedang mendapat sorotan tajam. Investigasi mendalam dilakukan akibat kasus korupsi.
"PM yang memilih tetap menjabat saat diinvestigasi sudah kehilangan otoritas moral," sebut pemimpin oposisi, Imrah Khan seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (22/4/2017).
Baca Juga
Advertisement
Imran menyatakan kecewa atas sikap parlemen Pakistan. Pasalnya, ia tidak diizinkan untuk berbicara di depan parlemen untuk menyampaikan dasar kenapa Nawaz harus segera dicopot.
"Saya adalah pihak yang membawa kasus ini, persidangan akan berlanjut pada empat bulan ke depan, semestinya saya diizinkan berbicara di rapat parlemen," ucapnya.
Mahkamah Agung Pakistan menginstruksikan untuk melakukan investigasi mendalam terhadap Nawaz. Dia dituduh melalui anaknya telah menggunakan sebuah perusahaan minyak lepas pantai untuk membeli properti di London.
PM Nawaz dan anak-anaknya mengatakan, tuduhan tersebut bermuatan politis serta mengada-ada.
Untuk menyelidiki Nawaz, pemerintah Pakistan membentuk tim gabungan. Badan ini di antaranya terdiri dari Intelijen dan Otoritas Regulator Keuangan Pakistan.
Pembentukan tim tersebut mengundang keraguan besar. Kecemasan terkait indpendensi anggota kelompok saat melakukan pemeriksaan.
"Setidaknya tiga institusi berada di bawah kontrol PM dan menterinya. Saya tidak melihat mereka akan mengambil keputusan yang bertentangan dengan PM," ucap ahli hukum Pakistan, Farogh Naseem.