Liputan6.com, Jakarta Liputan6.com, Banyuwangi - Festival Kebaya Banyuwangi yang berlangsung selama dua hari sejak 21 - 22 April diisi beragam kegiatan menarik. Tidak hanya lewat peragaan busana, namun kebaya juga dipresentasikan dalam ragam suguhan menarik. Salah satunya instalasi seni yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) Tawangalun Banyuwangi, Sabtu 22 April malam nanti.
Instalasi seni menjadi salah satu bagian menarik dari rangkaian Festival Kebaya Banyuwangi. Di pameran ini ratusan desain busana kebaya ditampilkan atraktif dalam balutan seni kontemporer yang unik. Pameran ini seolah menunjukkan jika kebaya mampu tampil sebagai busana yang mengikuti perkembangan mode dunia tanpa kehilangan identitas tradisionalnya.
Advertisement
Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan, ajang yang digelar di Banyuwangi ini merupakan festival terbesar dan pertama di Indonesia. Untuk itu, semua elemen tersaji lengkap pada festival ini. Selain fashion show, kompetisi kebaya, dan workshop dari beragam desainer lokal yang telah digelar sebelumnya, Art Installation juga menjadi bagian penting yang perlu di tampilkan.
“Pameran seni ini menjadi sebuah etalase sekaligus role model dari berbagai rancangan kebaya yang memiliki banyak fungsi. Kita tampilkan sebagai bentuk seni kontemporer sebagai bukti bahwa sebuah pakaian tradisional juga mampu mengikuti perkembangan mode dunia. Karena misi kami ingin agar Banyuwangi bisa menghasilkan kebaya-kebaya yang tidak hanya mampu bersaing di nasional tapi juga global,” tutur Ali kepada Liputan6.com di Banyuwangi, Sabtu (22/4/2017).
Art Installation ini terbagi dalam dua booth yang terdiri atas busana kebaya kasual dan busana kebaya pesta. Di bagian Kasual, kebaya tampil dengan desain dan warna-warna yang sudah menjadi pakem seperti putih, hitam dan krem, sampai desain muda dan modern dengan warna-warna yang cerah atraktif. Di bagian Pesta, kebaya didominasi desain yang mewah, meski terkesan glamor namun tidak menyilaukan mata. Ada juga lembaran kain-kain bermotif indah yang ikut dipajang.
“Lewat art installation sebenarnya kami ingin menunjukkan kalau dalam kebaya itu semua layer ada, mulai baju sehari-hari, semi formal sampai buat pesta. Kebaya juga bisa dipadu padankan dengan berbagai macam kain nusantara. Desain kebaya juga bisa dikreasikan tanpa meninggalkan pakemnya. Intinya pameran ini untuk memberikan contoh dan memancing kreativitas desainer lokal, bagaimana membuat desain sekaligus packaging yang bagus sehingga bisa diterima secara luas,” kata Ali.
Pameran itu semakin lengkap menghadirkan cita rasa seni yang utuh dengan kehadiran ornamen unik yang ditampilkan. Seperti buah kelapa, padi, lesung, caping, kurungan ayam hingga payung-payung yang memaniskan suasana. Tidak hanya memberi sentuhan rasa, ternyata ornamen itu juga memiliki filosofi tersendiri.
“Saya sengaja memilih ornamen lokal yang semuanya ada di Banyuwangi. Karena saya ingin menunjukkan walaupun dalam berkarya kita harus mengejar standar terbaik hingga bisa diterima dunia, tapi jangan sampai kehilangan kciri khas dan kesederhanaan lokal yang dimiliki. Itu yang akan menjadi kekuatan dan ciri khas seorang desainer,” ucap Ali.
Festival Kebaya Banyuwangi berlangsung selama dua hari, yang dilangsungkan di bandara hijau Blimbingsari dan GOR tawangalun. Sebanyak 100 desainer menampilkan 200 rancangan busana kebaya dalam peragaan busana yang berlangsung di GOR Tawangalun Sabtu malam nanti. Sehari sebelumnya, telah digelar “Fashion In Style”, kompetisi fashion yang menampilkan karya busana kebaya hasil rancangan desainer lokal.
(Dian Kurniawan)
