Liputan6.com, London - Dalam kurun waktu 1969-1998, Inggris kerap dihantu teror dari kelompok paramiliter Irlandia (Irish Republican Army/IRA) yang menuntut kemerdekaan dari Kerajaan Britania. Salah satu teror yang dilakukan yakni pada 24 tahun silam, tepatnya 24 April 1993.
Bom berdaya ledak besar telah mengoyak jantung kota London, yang mengakibatkan satu orang tewas dan 40 orang lainnya luka-luka. Ledakan bom menyebabkan sejumlah bangunan hancur, termasuk gereja St Ethelburga dan stasiun bawah tanah Liverpool.
Advertisement
Seperti dimuat BBC On This Day, kerugian yang ditanggung Pemerintah Inggris akibat serangan bom dahsyat ini mencapai lebih dari 1 miliar poundterling atau sekitar Rp 17 triliun.
Aparat keamanan setempat, Raymon Fayers mengaku telah mendapat informasi akan terjadinya ledakan bom. Polisi langsung menyisir lokasi untuk menemukan bom, namun bom tersebut terburu meledak di sekitar aparat.
Polisi menuturkan, bom diletakkan di balik truk yang terparkir di depan gerbang pusat kesehatan Bishopgate. Bom teridentifikasi dirakit sendiri dengan berat 1 ton. Bom mirip dengan bom yang diledakkan di Bursa Efek Baltic, setahun lalu.
Bursa Efek tersebut baru saja kelar direnovasi dan baru saja dibuka, namun tak lama bank-bank di sekitar rusak karena bom dari IRA.
"Kami sangat terkejut, lokasi ledakan hampir tak jauh dengan lokasi teror sebelumnya. Setiap malam kami terus berwaspada dan berpatroli. Kami harap hal ini tidak terjadi lagi," ujar Fayers.
Seorang korban tewas ditemukan di balik reruntuhan bangunan. Pria yang tertimbun beberapa saat setelah bom meledak itu teridentifikasi dengan nama Ed Henty, fotografer lepas berusia 34 tahun. Sedangkan sebagian besar korban luka ditemukan di luar gedung.
Polisi meyakini paramliiter IRA merupakan dalang pengeboman ini. Sebelumnya kelompok tersebut melancarkan aksi bom di Warrington, yang menyebabkan dua bocah tewas.
Pemerintah Kota London menerapkan pengamanan "ring of steel" berlapis-lapis di sejumlah titik. Aparat terus berjaga-jaga untuk mengantisipasi teror di kemudian hari.
Militer Inggris dan Kelompok Paramiliter IRA sempat sepakat untuk gencatan senjata. Tapi pada tahun 1996, IRA kembali melakukan serangan di kawasan Canary Wharf, Docklands, mengakibatkan 2 orang tewas dan puluhan orang terluka.
Pada tahun 2007, gencatan senjata kedua disepakati kedua belah pihak. Dan ini menjadi sinyal positif menuju damai setelah perwakilan politik IRA Sinn Fein berdialog dengan pemerintah Inggris untuk masa depan Irlandia Utara.
Sejarah lain mencatat pada 24 April 1898, Spanyol mendeklarasikan perang melawan Amerika Serikat, sebagai penolakan terhadap ultimatum untuk mundur dari Kuba. Kemudian 24 April 1955, Konferensi Asia Afrika ditutup dengan hasil mendukung kedamaian dan kerjasama dunia, tertuang dalam Dasasila Bandung.