Liputan6.com, Bone - Pernikahan beda generasi berlangsung di Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada Sabtu 22 April 2017 siang. Tajuddin Kammisi yang berusia 70 tahun menikahi Andi Vytriana yang berusia 25 tahun.
"Alhamdulillah sudah menikah secara sah, setelah (Shalat) Dzuhur hari Sabtu, kemaren," kata Ayu, keponakan Tajuddin Kammisi saat dikonfirmasi via telepon, Minggu (23/4/2017) malam.
Tadjuddin Kammisi adalah mantan Wakil Walikota Parepare sekaligus mantan Sekretaris Daerah Kota Parepare. Dia putra asli kelahiran Bengo, Kabupaten Bone dan menetap di Makassar.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, Andi Vytriana tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Bosowa Makassar. Putri pasangan Andi Tansi dan Hj. Andi Nadi ini mengambil jurusan Ekonomi dan saat ini menunggu jadwal untuk wisuda.
Heboh pernikahan dua generasi itu diwarnai isu tingginya mahar pernikahan atau yang disebut uang panai oleh masyarakat suku Bugis. Uang panainya disebut-sebut Rp 1,4 miliar.
Kabar uang panai yang begitu tinggi itu sontak menjadi viral di media sosial. Namun kabar itu dibantah oleh pihak keluarga mempelai wanita.
Andi Aso, kakak Andi Vytriana, yang dikonfirmasi terpisah membantah jumlah itu. Andi Aso menyebutkan bahwa mahar sebenarnya hanyalah Rp 150 juta, bukan Rp 1,4 miliar.
"Tidak segitu, harusnya konfirmasi ke kami, jangan asal memberitakan, karena yang ada itu uang panai Rp 150 juta," kata Andi Aso saat dihubungi.
Pasalnya, kata Andi Aso, saat prosesi ijab kabul nikah, mahar yang diserahkan uang senilai Rp 150 juta, bukan 1,4 miliar.