Liputan6.com, Palembang - Korban jiwa razia berdarah di Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan (Sumsel) pada Selasa, 18 April 2017, kini bertambah. Salah satu korban penembakan brutal Brigadir K yang dilarikan ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH), Palembang, akhirnya mengembuskan napas terakhir.
Dari informasi yang diperoleh Liputan6.com, korban yang bernama Indrayani (35), warga Desa Blitar Rejang Lebong, Curup, Bengkulu meninggal dunia pada Senin (24/4/2017) subuh. Para keluarga yang menunggu di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSMH Palembang pun terguncang batinnya mendengar kabar tersebut.
Menurut Humas RSMH Palembang Hidayati, jenazah Indrayani sudah dibawa pulang dari RSMH Palembang oleh pihak keluarga.
"Kita langsung cross check (cek silang) ke petugas informasi, memang benar pasien atas nama Indrayani meninggal dunia pukul 05.00 WIB. Jenazah sudah dibawa lewat kamar jenazah tadi pagi," ucap dia kepada Liputan6.com.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, hari ini sekitar pukul 05.15 WIB, ia mendapatkan informasi dari pihak RSMH Palembang bahwa korban Indrayani sudah meninggal dunia.
Baca Juga
Advertisement
"Saya baru pulang ke rumah sekitar pukul 04.30 WIB dan sempat salat subuh. Setelah itu baru dapat kabar duka korban Indrayani meninggal dunia. Saya langsung datang ke RSMH Palembang,” ujar dia.
Dari informasi dokter yang menangani korban, Indrayani mengalami penurunan kesehatan sebelum meninggal.
Sebelum dibawa ke Desa Rejang Lebong, Bengkulu, pihaknya menyempatkan membacakan doa di depan jenazah Indrayani. Kapolda Sumsel juga langsung menghubungi istri korban Indrayani yang ada di Blitar.
"Keluarga korban sudah menerima," tutur dia.
Istri korban secara langsung meminta kepada Kapolda Sumsel agar jenazah suaminya bisa diantarkan dan dimakamkan di Rejang Lebong, Bengkulu. Sebab, secara Islam harus segera dimakamkan.
Setelah dokter memperbolehkan dibawa pulang, sekitar pukul 07.15 WIB, jenazah dibawa oleh polisi ke Desa Rejang Lebong, Bengkulu. Perjalanan dari Palembang menuju ke rumah duka memakan waktu sekitar sembilan jam.
Pihaknya mengutus Direktur Sabhara, Intel dan beberapa personel Polda Sumsel untuk mengawal jenazah.
"Kita juga dibantu sepenuhnya oleh Polres Rejang Lebong," kata Agung.
Jenderal polisi bintang dua ini juga sudah bertemu dengan Wali Kota Lubuk Linggau, Kepala Kejaksaan dan Pengadilan Sumsel, Dandim, Ketua DPRD Sumsel, MUI, serta FKUP Sumsel. Pihaknya berharap agar dapat dibantu dalam menjaga situasi di Kota Lubuk Linggau agar kondusif, sehingga tidak ada gejolak yang merugikan warga.
Sebelumnya, Indrayani yang sempat mendapatkan penanganan di Rumah Sakit dr Sobirin Lubuk Linggau langsung dipindahkan ke RSMH Palembang pada Rabu, 19 April 2017.
Korban sempat koma karena tembakan yang bersarang di tubuhnya sangat mengancam jiwanya. Indrayani sempat menjalani operasi luka tembak di bagian tubuhnya.
Saat razia berdarah terjadi, Indrayani duduk di bangku belakang bersama korban lainnya, yaitu Genta (2), Novianti (30), Dewi Marlina (35) dan Surini (57). Pengendara mobil, Diki (30) juga mengalami luka tembak di bagian perut. Sedangkan Galih (8) dan Sumarjo (71) yang duduk di kursi depan selamat dari tembakan.
Namun, setelah mobil berhenti karena diberondong tembakan dari Brigadir K, Surini langsung mengembuskan napas terakhir karena terkena tiga luka tembakan. Sedangkan Indrayani langsung tak sadarkan diri dan mengalami masa kritis.