Liputan6.com, Cirebon - Libur panjang biasanya diisi dengan berbagai kegiatan menarik di luar kota, bersama keluarga maupun kerabat. Cirebon, misalnya, menjadi salah satu daerah yang banyak dikunjungi warga luar kota, terutama untuk menikmati suasana pagi di pesisir pantainya.
Sejumlah pelajar, mahasiswa maupun aktivis lingkungan hidup bahkan menanam bibit mangrove di pesisir Cirebon. Semangat mereka tak kalah dengan aktivitas para wisatawan yang datang ke Kota Udang tersebut.
Aksi penanaman mangrove tersebut juga dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 23 April.
"Kami juga prihatin dengan kondisi perairan laut di pantura yang makin terkikis karena abrasi," ucap Ketua Sanggar Lingkungan Hidup (SLH) Cirebon Cecep Supriyatna, Minggu, 23 April 2017.
Selain itu, imbuh dia, 80 persen pesisir pantura tercemar sampah rumah tangga yang dibuang melalui sungai.
Baca Juga
Advertisement
Aksi penanaman mangrove tersebut, menurut Cecep, inisiatif para pencinta lingkungan di Cirebon, mengingat kondisi cuaca di kawasan pantura masih tidak dapat diprediksi. Sebanyak 2.204 Mangrove ditanam bersama-sama di pesisir Desa Jadimulya, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Dia mengatakan, penanaman mangrove atau bakau juga sebagai bagian dari upaya menambah sedimentasi antara bibir pantau dengan daratan. Selain itu, mangrove juga bermanfaat untuk mengurangi air laut yang ke daratan saat posisi pasang.
"Abrasi di Cirebon bisa mencapai setengah meter per tahunnya dan itu yang tak kita rasakan. Tiba-tiba tambak di dekat pesisir sudah terendam saja," ujar Cecep.
Selanjutnya, mangrove yang ditanam selalu dirawat dan dipantau hingga tumbuh dan bekerja dengan baik. Para aktivis pun menunjukkan hasil penanaman dan pemeliharaan mangrove yang dilakukan satu tahun lalu. "Tahun lalu juga kami menanam dan sekarang hasilnya sudah 90 persen bagus," sebut dia.
Salah seorang pengurus SLH Cirebon yang lain, Atiek mengatakan, peringatan Hari Bumi juga bukan hanya menanam mangrove. SLH bersama para seniman, budayawan, dan aktivis sosial masyarakat yang lain menggelar Reruwat Bumi.
"Malamnya sih ada Reruwat Bumi, isinya seperti musikalisasi puisi, orasi lingkungan hidup sampai salawatan juga ada," tutur Atiek.
Dia mengatakan pula, dalam rangkaian peringatan Hari Bumi di Cirebon, SLH dan para seniman membuka perpustakaan jalanan. "Perpustakaan bagi anak-anak yang sedang bermain di tempat ramai kami ajak mereka membaca dan berdiskusi kecil," Atiek memungkasi.