Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Modern Internasional Tbk (MDRN) melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia (MSI) menjual bisnis restoran dan convenience store di Indonesia dengan merek waralaba 7-Eleven kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia (CPRI) yaitu anak usaha dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Lalu bagaimana pergerakan saham PT Modern Internasional Tbk dengan ada aksi korporasi itu?
Berdasarkan data RTI, Selasa (25/4/2017) pukul 11.39 WIB, saham PT Modern Internasional Tbk naik 24,19 persen ke level Rp 77 per saham.
Baca Juga
Advertisement
Saham PT Modern Internasional Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 83 dan terendah Rp 69 per saham. Total frekuensi perdagangan sekitar 6.412 kali dengan nilai transaksi Rp 38,5 miliar.
Penguatan saham PT Modern Internasional Tbk terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun tipis 2,57 poin atau 0,05 persen ke level 5.661,89.
Sementara itu, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk naik 0,91 persen ke level Rp 3.330 per saham. Total frekuensi perdagangan sektiar 892 kali dengan nilai transaksi Rp 9,3 miliar.
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, penguatan saham PT Modern Internasional Tbk didorong akuisisi bisnis 7-Eleven oleh anak usaha PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Dengan ada akuisisi tersebut, anak usaha PT Modern Internasional Tbk akan dapat dana segar. Rencana penyelesaian transaksi tersebut sebelum 30 Juni 2017. Diperkirakan nilai transaksi penjualan bisnis 7-Elevel kepada Charoen Pokphand Indonesia senilai Rp 1 triliun.
"Akuisisi (bisnis 7-Eleven oleh Charoen Pokphand Indonesia) maka Modern Internasional dapat kas. Ini berpotensi jadi katalis positif," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, penguatan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk hanya sementara. Sedangkan jangka panjang cenderung konsolidasi. Bima menilai, usai pelepasan bisnis 7-Eleven membuat manajamen PT Modern Internasional Tbk harus mencari pendapatan baru. Sebelumnya manajemen PT Modern Internasional Tbk juga harus hadapi persaingan ketat untuk bisnis 7-Eleven. "Pendapatan Modern Internasional ini dari 7-Eleven. Dengan 7-Eleven itu ada yang tutup jadi berkurang," ujar dia.
Bima menilai, transaksi penjualan bisnis 7-Eleven itu akan menguntungkan Charoen Pokphand. Lantaran ini dapat menambah distribusi penjualan produk Charoen Pokphand terutama produksi ayam.
Bima menambahkan, sektor peternakan juga masih akan positif ke depan. Ini didukung dari bulan puasa dan Lebaran yang akan tiba dapat mendongkrak permintaan ayam. Sentimen positif lainnya yaitu penanaman jagung yang sudah dilakukan secara masif menurut Bima dapat kurangi biaya produksi Charoen Pokphand. "Panen jagung akan membuat biaya produksi jadi murah," tutur dia.
Bima pun merekomendasikan beli saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk dengan target harga saham Rp 4.490.
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia (MSI) menjual bisnis restoran dan convenience store di Indonesia kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia (CPRI) yaitu anak usaha dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Penjualan dan transfer segmen bisnis restoran dan convenience store di Indonesia itu dengan merek waralaba 7-Eleven itu beserta aset-aset yang menyertainya.
Penandatanganan business acquisition agreement oleh keduabelah pihak dilakukan pada 19 April 2017. Demikian mengutip keterangan perseroan di keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Senin 24 April 2017.