Protes Maraknya Hotel di Miliran Yogya Benar-Benar Pedas

Protes pedas warga atas maraknya hotel sekaligus memperingati Hari Bumi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Apr 2017, 18:00 WIB
Protes dengan cara menanam cabai itu juga merupakan bagian dari peringatan Hari Bumi. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Warga Kampung Miliran, Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta menanam cabai bersama-sama di sebuah pekarangan yang terletak di RT 13 RW 4, Senin 24 April 2017 pagi. Kegiatan yang diberi nama 'Festival Among Lombok' itu merupakan bagian dari peringatan Hari Bumi sekaligus upaya warga setempat melestarikan lingkungannya.

"Di dunia pendidikan formal tidak diajarkan menanam tanaman seperti ini. Siapa yang akan merawat bumi kalau bukan kami? Apalagi daerah di sini sempat kering sumurnya karena pembangunan hotel-hotel," ujar Dodo Putra Bangsa, salah satu warga Miliran.

Ia menuturkan, warga memiliki mimpi untuk memperbanyak tanaman di sekitar tempat tinggal mereka. Tentunya kegiatan itu sekaligus menjadi aksi protes warga. Mengingat sudah banyak oksigen yang dihasilkan tanaman kini terampas karena lahannya digunakan untuk pembangunan hotel di seputar Miliran.

"Salah satu hotel yang paling dekat dengan tempat tinggal kami memiliki 102 kamar, artinya apabila kamar hotel penuh, ada 102 pohon penghasil oksigen yang sudah dicuri oleh mereka," ucapnya.

Dodo juga mengungkapkan, pemilihan cabai sebagai tanaman yang ditanam dalam kegiatan ini juga tak bisa dikaitkan langsung dengan harga cabai yang melambung tinggi. Sebab, persiapan kegiatan ini sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, atau sebelum harga cabai meningkat drastis.

Protes dengan cara menanam cabai itu juga merupakan bagian dari peringatan Hari Bumi. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Hanya saja, kata dia, menanam cabai menjadi sebuah keuntungan bagi warga Miliran. Sebabm warga bisa menghemat keuangan ketika di pasaran tiba-tiba harga cabai meroket. Karena sudah punya tanaman cabai, warga jadi tidak perlu membelinya di pasar.

"Kemudian kami jadikan tagline juga menanam bukan membeli dan kegiatan ini bisa menjadi sarana edukasi bagi warga," kata Dodo.

Adapun peserta festival ini didominasi oleh ibu-ibu dan anak-anak. Setidaknya ada 100 bibit cabai yang dibagikan secara gratis dan bisa dirawat di rumah warga masing-masing.

Salah satu peserta, Nirwasita Reswara Somahita (10), mengaku senang dengan acara menanam cabai bersama-sama ini. Karena sebelumnya ia sama sekali belum pernah melakukan kegiatan ini.

"Bermanfaat dan memacu diri untuk menanam tanaman lainnya," ucap Nirwasita.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya