Liputan6.com, Jakarta - Standar emisi Euro4 untuk bahan bakar jenis bensin siap diterapkan secara bertahap di Indonesia mulai September 2018 mendatang. Sedangkan mesin Diesel (bahan bakar solar), rencanya baru akan diterapkan pada 2021 mendatang.
Peningkatan Euro2 menjadi Euro4 ini disambut baik PT Pertamina Persero selaku perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Lantas bagaimana dengan perusahaan minyak swasta, termasuk Shell yang turut menyuplai bahan bakar di Indonesia?
Menurut General Manager Retail Shell Indonesia, Singapura dan Hongkong, Wahyu Indrawanto, perusahaanya mendukung langkah apapun terkait kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.
Hanya saja, kata dia, Shell masih menunggu lebih detail dan mempelajari regulasi, serta ketentuan yang ditelurkan dari Pemerintah.
“Sebetulnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama infrastrukur, dan persiapan supply-nya, juga dari harganya. Itu sih sebenarnya (studi yang dilakukan Shell),” ungkap Wahyu saat ditemui media di salah satu hotel di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (25/4/2017).
Namun demikian, Wahyu tak menampik, untuk menghadirkan Euro4 di Indonesia Shell memiliki kendala, khususnya kesiapan di lapangan.
“Kami lihat secara bertahap ketentuan gimana, dan implementasinya kami akan seperti apa. Kami harus lihat dulu regulasi, kesiapan di lapangan seperti apa, enggak bisa langsung dibawa ke Indonesia,” jelas Wahyu.
Jika Euro4 diterapkan, kata Wahyu tidak menutup kemungkinan, Shell akan menghadirkannya bahan bakarnya di Indonesia seperti saat ini, yakni dipasok dari kilang minyaknya di Singapura.