Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, M Subuh, menyebut capaian anak usia nol sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap pada 2016 sebesar 100,1 persen.
Kendati program imunisasi di Indonesia pada tahun itu mencapai target yang ditetapkan, masih ada beberapa daerah yang cakupan imunisasinya rendah.
Baca Juga
Advertisement
"Secara nasional memang (target) on the track, tapi masih ada kesenjangan atau disparitas di beberapa daerah," kata Subuh di kawasan Kuningan, Jakarta, pada Selasa (25/4/2017).
Pulau Jawa termasuk daerah yang tinggi cakupan imunisasinya. Berbeda dengan Aceh, Kalimantan Utara, NTT, Papua serta daerah terpencil lain yang cakupannya rendah.
Menurut Subuh, ada beragam faktor yang membuat cakupan imunisasi rendah. Keengganan orangtua membawa anak untuk vaksin, takut anak sakit, hingga rumor haram pada vaksin yang digunakan untuk imunisasi.
Padahal, bila cakupan imunisasi rendah, penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, akan membuat penyebaran kasus cepat sekali.
"Bila suatu desa atau dusun cakupannya 80-90 persen, akan ada kekebalan kelompok. Sehingga turut terlindungiya kelompok masyarakat yang bukan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan. Namun, kalau di bawah 40 persen, tidak terjadi kekebalan kelompok," kata Subuh dalam konfrensi pers menyambut pekan imunisasi dunia.