Masih Sebal dengan Jerawat? Ilmuwan Akan Uji Coba Vaksin Acne

Para ilmuwan dari University of California, San Diego memiliki solusi untuk mengakhiri jerawat

oleh Fitri Syarifah diperbarui 27 Apr 2017, 07:36 WIB
Kini impian wajah cantik terbebas dari jerawat sudah semakin dekat dengan kehadiran vaksin untuk tuntaskan jerawat yang membandel. (Foto: Istock)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab jerawat masih menjadi misteri. Meski para ahli medis meyakini sejumlah faktor risiko seperti makanan, hormon dan sebagainya bisa menjadi pemicu namun penyebab jerawat belum diketahui secara pasti.

Untungnya, para ilmuwan dari University of California, San Diego memiliki solusi untuk mengakhiri jerawat. Mereka mengembangkan vaksin yang saat ini akan diuji coba pada manusia.

Seperti diberitakan Businessinsider, Kamis (27/4/2017), peneliti utama proyek ini, Eric C. Huang mengatakan, jerawat disebabkan oleh bakteri P. acnes yang akan menempel seumur hidup dengan Anda. Namun mereka tidak dapat membuat vaksin untuk menghilangkan bakteri tersebut karena dalam beberapa kasus, bakteri P. acnes diperlukan tubuh.

"Tapi kami menemukan antibodi terhadap protein beracun yang dimiliki P. acnesbacteria, protein yang dikaitkan dengan peradangan penyebab jerawat," katanya.

Dengan kata lain, vaksin ini merupakan upaya untuk memblokir efek penyebab jerawat dari bakteri tanpa membunuh bakteri itu sendiri.

Vaksin ini telah diuji secara biopsi yang dikumpulkan dari pasien berjerawat. Tahap selanjutnya peneliti akan menguji vaksin pada pasien.

"Tahap pertama percobaan tersebut bisa memakan waktu satu sampai dua tahun," kata Huang.

NHS memperkirakan sekitar 5 persen wanita dan 1 persen pria memiliki jerawat di atas usia 25 tahun, dengan kasus jerawat di kalangan orang dewasa, terutama wanita, diperkirakan akan meningkat, menurut The Telegraph.

Laporan tersebut menunjukkan peningkatan 200% orang dewasa yang mencari pengobatan jerawat. Vaksin ini juga diklaim akan sangat membantu wanita mengingat mereka lima kali lebih berisiko memiliki jerawat karena siklus menstruasi, kehamilan dan metode kontrasepsi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya