Liputan6.com, Jakarta - Pembalap muda Indonesia, Sean Gelael, membongkar kendaraan yang digunakan di balapan Formula 2 (F2) di hadapan mahasiswa Universitas Indonesia di Balairung Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Rabu (26/4/2017) dengan tujuan untuk mengenalkan teknologi yang digunakan.
Baca Juga
Advertisement
Anak pasangan Ricardo dan Rini Gelael ini tidak datang sendiri. Ia didampingi rekan satu timnya di Pertamina Arden, Norman Nato, dan teknisi yang sudah kenyang pengalaman di dunia balap dunia, yaitu Gaetan Jego.
Tiga tokoh di balik Pertamina Arden ini menjelaskan dengan detail apa saja yang ada di kendaraan Formula 2. Hanya saja, tim Pertamina Arden bukan membawa mesin Dallara, melainkan mesin Renault yang spesifikasinya tidak jauh beda dengan yang digunakan saat ini.
Dalam program "From Circuit to Campus" ini, Gaetan Jego menjelaskan dengan detail perbedaan antara kendaraan Formula 1 dengan Formula 2. Penjelasan pria asal Prancis ini bisa diterima dengan baik oleh mahasiswa teknik maupun dosen UI.
"Balapan Formula memang tidak digelar di Indonesia. Namun, kami bisa langsung berdiskusi dengan para pembalap sekaligus engineer-nya. Lebih hebat lagi kami bisa melihat langsung mobilnya," kata dosen departemen teknik mesin UI, Mohammad Aditya.
Baik Gejo, Nato, maupun Sean Gelael tidak hanya menjelaskan spesifikasi mesin formula, tetapi juga mengupas dengan rinci elemen-elemen penting balapan, seperti aerodinamik, dimensi mesin, G-Force, Down Force, hingga jenis ban yang digunakan dalam balapan formula.
"Balapan formula sangat kompleks. Semuanya bisa berpengaruh, termasuk dalam pemilihan ban. Makanya semuanya harus detail," kata Sean Gelael saat menjelaskan pertanyaan dari mahasiswa UI.
Interaksi antara pembalap Pertamina Arden dengan mahasiswa UI berlangsung hampir dua jam. Meski demikian, tiga narasumber yang ada terus menjawab berbagai pertanyaan, termasuk kenapa mobil Formula 2 bisa kencang meski mesin yang digunakan sama.
"Memang benar. Mesin di Formula 2 sama. Yang membedakan hanya setting-nya. Itu kuncinya," kata Getan Jego di hadapan sekitar seribu mahasiswa UI.
Sementara itu tim prinsipal Jagonya Ayam, Ricardo Gelael, mengatakan program "From Circuit to Campus" merupakan kegiatan untuk mengenalkan dunia balap kepada mahasiswa. Hal tersebut dilakukan untuk membagi ilmu dengan kalangan mahasiswa.
"Sebenarnya banyak hal yang bisa dipelajari. Tidak hanya soal mesin, tapi juga mengenai kesehatan atau psikologis pembalap, asupan gizi dan pola makan. Bisa juga ditelaah secara ekonomi mengenai bisnis balap itu sendiri," katanya. (Ant)