Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berharap serikat pekerja/serikat buruh terus meningkatkan dialog sosial di perusahaan, terutama menghadapi tantangan pekerja dalam hubungan industrial. Di sisi lain, perusahaan juga harus membuka dan mempromosikan dialog sosial.
“Kalau ada masalah dibahas, didiskusikan, dan dirembug secara bersama. Dengan cara itu, semua persoalan hubungan industrial bias diatasi,” ujar Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri.
Advertisement
Menurut Menaker, tantangan para pekerja dan ketenagakerjaan masih banyak, salah satunya terkait hubungan industrial. Menaker mengajak serikat pekerja terus menguatkan dialog sosial di perusahaan.
“Kita mau bicara soal kesejahteraan, penyelesaian masalah, peningkatan kapasitas kompetensi pekerja, semua kuncinya di penguatan dialog sosial. Karena itu, pekerja dan dunia pengusaha harus sama-sama membuka ruang dialog dan mencari solusi dari semua masalah yang ada,” katanya.
Menurut Hanif, system ketenagakerjaan diibaratkan sebuah bangunan, dimana kesesuaian antar masing-masing komponen bangunannya sangat dibutuhkan, agar bangunan tersebut dapat berdiri dengan kokoh, serta mampu melindungi dan memberikan rasa nyaman bagi penghuninya.
Begitu halnya dengan sistem ketenagakerjaan, sistem yang terbangun diharapkan dapat menjadi satu kesatuan unit yang dapat mensejahterakan seluruh pihak serta meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional.
"Perlu ada dialog bersama antarstakehokder (pemangku kepentingan) ketenagakerjaan. Jadi, stakeholder yang berbeda bisa duduk bersama untuk mendiskusikan masa depan ketenagakerjaan yang lebih baik," kata Hanif.
Menurut Menaker, kemungkinan untuk mencapai sebuah kesimpulan yang dapat diterima oleh semua stakeholder memanglah tidak mudah. Namun begitu, bagi Menaker, yang terpenting adalah adanya kemauan politik dari masing-masing pihak untuk mendialogkan persoalan ketenagakerjaan.
"Dalam konteks rembuk semacam ini kuncinya adalah political will. Upaya kita untuk mecari win win solution. Kita duduk bersama, berdiskusi tentang persoalan bersama, hingga berdebat untuk mencari solusi bersama," lanjut Hanif.
Menaker menegaskan, Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong dialog sosial sebagai salah satu upaya mewujudkan hubungan industrial yang harmonis. Karena itu, lanjut Menaker, semangat yang didorong adalah semangat partnership, semangat bergotong royong.
“Itulah sejatinya Indonesia ini. Bukan semangat liberal. Bukan semangat kontrakdisionalis yang saling membenturkan satu pihak dengan pihak lain," katanya.
(*)