Liputan6.com, Jakarta Gadis asal Slawi, Jawa Tengah yang lahir persis di Hari Kartini 21 April ini, sungguh berani dalam menghabiskan waktu liburnya. Sehari setelah ulang tahun, Nur Fadhilatil Atqia memilih melakukan pendakian Gunung Slamet yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah. Siswi kelas 8 SMP 1 Slawi ini dikawal ayahnya ikut dalam rombongan pecinta alam yang melakukan pendakian dalam rangka hari jadi Kabupaten Tegal ke-416.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya tak pernah terpikir bagi Dila--sapaan akrabnya--untuk mendaki gunung. Namun saat mendegar sang ayah, Akhmad Uwes Qoroni yang merupakan PNS di Kabupaten Tegal, hendak melakukan pendakian, dirinya langsung berminat. Tentunya keinginannya itu tidak langsung dikabulkan, apalagi Dila bukan termasuk anak yang terlihat gemar berpetualang sebelumnya.
Namun dengan tekad yang kuat, anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terus merajuk hingga akhirnya diperbolehkan dengan syarat harus melakukan latihan fisik secara rutin. Setiap pagi selama seminggu, Dila rajin joging di GOR Slawi.
Sang Ibu, Bihastuti Wiedarmawati, awalnya juga keberatan, tapi akhirnya tidak kuasa menahan keinginan anak gadisnya tersebut. Yang bisa ia lakukan hanyalah menyiapkan segala perlengkapan. Rombongan pendaki berjumlah 16 orang. Hanya ada 2 perempuan termasuk Dila. Tentunya Dila adalah satu-satunya anggota yang masih belia.
Pukul 8 pagi, tanggal 22 April 2017, rombongan memulai pendakian dari basecamp di kawasan wisata Gucci Kabupaten Tegal. Baru berjalan sampai di Pos 1, Dila mengaku kelelahan.
“Saya sempat berpikir menyesal ikut mendaki gunung, coba kalau di rumah aja pasti enak tiduran sambil nonton TV,” begitu kenangnya.
Namun setelah melalui Pos 1, rasa capek remaja yang hobi bernyanyi ini lenyap seketika karena terhibur dengan pemandangan yang sangat indah. Jalur terjal berliku sampai harus merangkak dan basah akibat guyuran hujan pun tak menyurutkan semangatnya.
Rombongan pendaki dan sang ayah juga tak henti-hentinya menyemangati. Jika Dila terlihat kelelahan, tim langsung melakukan rehat, bahkan membuatkan jahe hangat agar Dila kembali bertenaga. Lontong dan ayam goreng bekal dari ibundanya juga dilahap untuk mengisi perut.
Sampai di Pos 4, hari sudah sore, rombongan memutuskan bermalam dengan mendirikan tenda. Meski mengaku tak nyenyak tidur dalam tenda, Dila merasa cukup fit untuk memulai perjalanan lagi keesokan harinya. Hingga 23 April 2017, tepat pukul 11 Siang, Dila dan rombongan berhasil mencapai puncak tertinggi gunung setinggi 3428 meter di atas permukaan laut tersebut. Rasa haru pun ia rasakan bersama ayahnya.
“Sampai di atas, saya dan rombongan langsung sujud syukur. Benar-benar melihat keagungan Tuhan yang luar biasa. Saya melihat sekeliling, begitu indah ciptaanNya. Di sini kita belajar bahwa memang hasil tidak pernah menghianati usaha. Puncak itu bonus. Dan akhirnya dapat bonus juga.”
Kesuksesan gadis berusia 14 tahun melewati 5 pos pendakian dan berhasil sampai ke puncak Gunung Slamet ini tentu menyimpan banyak cerita. Di antaranya sempat beberapa kali jatuh terpeleset, kedinginan hingga suhu 5 derajat celcius, sampai harus menahan rasa takut karena melewati kawasan yang konon dikenal sebagai Pasar Siluman.
Namun semua itu terbayar sudah. Kini teman-teman sekolahnya kaget saat melihat postingan foto di akun Instagram Dila yang menunjukkan dirinya berada di puncak gunung. Meski merasa pegal-pegal sesampainya di rumah, Dila tak merasa kapok mendaki. Jadi setelah ini, mau mendaki gunung mana lagi Dil?
Penulis:
Ryan Wiedaryanto
Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: campuscj6@gmail.com serta follow official Instagram @campuscj6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.