Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS).
"PJAS yang tidak aman dan berkualitas justru akan membahayakan kesehatan dan kualitas tumbuh kembang anak untuk dapat menjadi sumber daya manusia (SDM) bangsa yang produktif," kata Penny, seperti dimuat dalam keterangan pers, Kamis (27/4/2017).
Advertisement
Menurut Penny, kurangnya sanitasi dan higiene dalam pengolahan makanan menyebabkan banyak PJAS yang tidak memenuhi syarat (TMS) dan dari tahun ke tahun. Hal ini sebagian besar menyebabkan cemaran mikroba.
"Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Seluruh elemen bangsa harus bersinergi dan berkolaborasi dalam mewujudkan keamanan pangan," ungkap Deputi III Badan POM, Suratmono.
Permasalahan yang sering ditemukan terkait keamanan pangan terutama PJAS adalah pangan yang terkontaminasi cemaran fisik, cemaran kimia, maupun cemaran biologi.
Dari laporan hasil pengawasan PJAS yang dilakukan Badan POM melalui Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia, selama periode 2009 – 2016 persentasi PJAS yang TMS masih ditemukan, meski jumlahnya cenderung menunjukkan penurunan, yaitu sebesar 42,64% (2009), 44,48% (2010), 35,46% (2011), 23,89% (2012), 19,21% (2013), dan 23,82% (2014).
Selain itu, permasalahan keamanan PJAS yang masih sering ditemui adalah penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang melebihi takaran yang dianjurkan, penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan, pangan kedaluwarsa, dan pangan ilegal.
"Pengawasan keamanan PJAS serta pembinaan produsen, penjaja, serta konsumen PJAS perlu dilakukan secara holistik agar keamanan PJAS terjamin dari proses produksi hingga dikonsumsi, karena ini menyangkut kesehatan generasi penerus bangsa," tukasnya.
Terkait hal tersebut maka dilaksanakan rangkaian kegiatan Bulan Keamanan Pangan Nasional dengan acara puncak kegiatan Kampanye Akbar "Ayo Sadar Pangan Aman (ASPA) yang dihadiri oleh Deputi III Badan POM, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Ketua DPRD Provinsi NTT dan stakeholders terkait sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran semua komunitas baik produsen, konsumen dan Pemerintah Daerah mengenai pentingnya keamanan pangan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur.