Showroom Mobil Jadi Kedok Bandar Narkoba Palembang

Petugas mengamankan 12 kilogram paket sabu dan puluhan ribu ekstasi dari bandar narkoba asal Palembang pemilik showroom mobil.

oleh Nefri Inge diperbarui 28 Apr 2017, 10:33 WIB
Pelaku bandar narkoba Palembang dan barang bukti yang diamankan (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Badan Nasional Narkotika Pusat (BNNP) turun tangan menangkap komplotan bandar narkoba di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Bersama Polda Sumsel, BNNP membongkar jaringan peredaran narkoba dalam jumlah yang fantastis.

Pada Rabu siang, 26 April 2017, BNNP dan Polda Sumsel menggerebek salah satu rumah warga di perumahan Az-Zahra Kenten Laut Palembang.

Di dalam rumah tersebut, BNN menangkap tiga orang tersangka, yaitu AA yang tercatat sebagai warga Palembang, EP warga Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel, dan HP yang berasal dari Aceh.

Saat penangkapan, HP berusaha melawan petugas kepolisian dengan menggunakan senjata api (senpi) dan berusaha kabur. HP kemudian dilumpuhkan dengan timah panas dan meninggal di tempat.

Petugas juga mengamankan barang bukti yaitu 10 kilogram paket sabu dan 29.427 butir ekstasi. Barang bukti tersebut ditemukan di atas kasur dan baru sampai satu hari sebelum penangkapan. Narkoba tersebut diduga berasal Aceh dan diangkut melalui angkutan darat.

Di waktu yang sama, pihak kepolisian juga mengepung salah satu showroom mobil bekas di Jalan Parameswara, Poligon Palembang. Petugas akhirnya menangkap DK di dalam salah satu ruang pamer kendaraan tersebut.

DK yang tercatat sebagai warga Tulung Selapan, Kabupaten OKI ini diduga adalah salah satu bandar narkoba besar di Palembang.

Di sana, petugas juga mengamankan barang bukti berupa 2 kilogram sabu dan 18.000 butir ekstasi.

Sekitar pukul 15.00 WIB, petugas juga menangkap pelaku lainnya yaitu MI yang menginap di salah satu hotel di kawasan Plaju, Seberang Ulu (SU) 1 Palembang. Para pelaku ternyata masih merupakan satu jaringan pengedar narkoba di Indonesia.

Kapolda Sumsel Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan bahwa sudah satu bulan ini BNNP dan Polda Sumsel memantau gerak-gerik jaringan ini. Bahkan rumah di Az-Zahra tersebut sudah dipantau hampir setiap hari oleh petugas.

"Barang bukti di Kenten Laut tersebut berasal dari Aceh dan dibawa oleh salah satu tersangka yang ditembak mati saat melawan petugas. Ini juga berdasarkan laporan dari warga sekitar," ujarnya saat menggelar rilis narkoba di depan Mapolda Sumsel, Kamis, 27 April 2017.

DK, kata Agung, merupakan pemilik showroom mobil bekas yang menjadi tempat penangkapannya.

DK disinyalir merupakan salah satu bandar narkoba terbesar di Palembang. Usaha jual beli mobil bekas diduga menjadi salah satu bisnis sampingannya dari hasil penjualan narkoba.


Sumsel Rawan Narkoba

Kapolda Sumsel memeriksa barang bukti yang diamankan (Liputan6.com/Nefri Inge)

Dalam penangkapan bandar narkoba itu, ada 30 petugas yang dikerahkan dari BNNP, Polda Sumsel, Kantor Imigrasi Palembang, Bea Cukai dan TNI.

Selain narkoba, pihaknya juga mengamankan senpi yang digunakan para pelaku dalam setiap transaksi peredaran narkoba. Penangkapan pengedar narkoba dengan jumlah narkoba yang fantastis membuat Sumsel masuk kawasan rawan narkoba.

Deputi Bidang Pemberantasan BNNP Irjen Arman Depari menyebut Sumsel dan Kalimantan sebagai salah satu kawasan pengedaran narkoba tertinggi di Indonesia.

Bahkan, kawasan Pantai Timur di Sumsel dan Pantai Utar di Kalimantan sedang gencar-gencarnya peredaran narkoba.

"Dengan kegiatan menangkap dan menyita narkoba, menjadi situasi yang terbalik. Akan menimbulkan ketakutan bagi pengedar. Aparat kita masih mampu mencegah pengedaran narkoba," ucap Arman.

Sementara, Direktur Satuan Narkoba Polda Sumsel Kombes Tommy Aria Dwianto menyebut Jalur Lintas Timur (Jalintim) dan Jalur Lintas Tengah (Jalinteng) adalah rute yang sering dilewati para pengantar paket narkoba.

"Jalur Palembang-Lampung itu yang paling rawan. Mereka biasanya mengangkut dari jalur darat," katanya.

Barang bukti yang diamankan itu diduga tidak hanya disebarkan di Sumsel saja. Kemungkinan besar akan dilempar ke beberapa provinsi terdekat, seperti Lampung dan Jambi. Bahkan, Palembang juga bisa menjadi jalan masuk narkoba untuk disebarkan ke pulau Jawa.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya