Liputan6.com, Pyongyang - Ada yang ingin ditunjukkan Korea Utara ke dunia pada 15 April 2017. Lewat parade militer, ditampilkan derap langkah gagah ribuan serdadu yang menyandang senjata, tank-tank dan kendaraan tempur yang kokoh, juga persenjataan terbaru yang bikin negara lain penasaran -- benarkah Pyongyang punya senjata nuklir seperti yang diklaim?
Namun, sejumlah keanehan ditemukan di ajang pamer kekuatan rezim Kim Jong-un itu. Tak hanya moncong rudal yang mencuat ke atas, mantan Pejabat Intelijen Angkatan Darat Amerika Serikat, Michael Pregent menjumpai sejumlah hal ganjil.
Advertisement
Dari kacamata yang jauh beda dari tipe balistik (balistic eyewear), sarung tangan tanpa penutup jari yang biasanya digunakan hanya untuk gaya, hingga persenjataan yang layak 'ditertawakan'.
"Jika mengamatinya dengan cermat, Anda bisa melihat ada plastik di atas moncongnya," kata Pregent pada FoxNews.
Senapan berlapis perak yang dipegang oleh beberapa tentara juga dinilainya tidak realistis.
Pun dengan senapan AK-47 yang dianggap punya kemampuan melontarkan granat -- yang ditenteng 'komando pasukan khusus Korut'.
Namun, apa yang dianggap sebagai pelontar granat itu sesungguhnya adalah helical magazine -- perlengkapan untuk mengatur putaran peluru dalam bentuk spiral untuk memaksimalkan kapasitas. Namun, alat itu rentan macet atau mogok.
Sementara, James Hannah, pengamat Asia Programme dari Chatham House, lembaga kajian berbasis di London menilai, tindakan Kim Jon-un untuk memamerkan senjata palsu dipicu oleh 'provokasi' Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Tensi yang tinggi mungkin terkait Trump dan klaimnya yang ingin menyelesaikan isu nuklir Korea Utara," ujar James Hannah.
Parade senjata yang diduga palsu itu dilakukan untuk menakut-nakuti negara, khususnya AS.
"Bukan karena mereka percaya diri mampu mengalahkan AS, namun mereka mendemonstrasikan sebuah peningkatan kapasitas baru," kata Hannah.
"Mereka mencoba menyampaikan pesan, 'kami tidak bisa dihentikan dan kami tidak takut kepadamu'," kata sang pengamat
Namun, jika dugaan Pregent benar adanya -- bahwa senjata Korut palsu belaka --sejarah membuktikan bahwa tindakan rezim Kim Jong-un bukan kali pertama dilakukan.
Tindakan memamerkan senjata palsu juga dilakukan oleh negara lain pada sejumlah pertempuran terdahulu. Termasuk, perang dunia, berikut penjelasannya, seperti dikutip dari BBC, Jumat (28/4/2017):
Perang Dunia I
Bahkan dalam sebuah pertempurang global, taktik mengelabui lawan dengan menonjolkan persenjataan juga dilakukan.
Gambar milik National Archives Inggris di bawah ini menunjukkan model rancangan kendaraan lapis baja yang dikonstruksi dengan hanya menggunakan bahan berupa bambu, kayu, dan papan kanvas.
Cetak biru yang diberi nama "Camouflage School" itu digunakan perwira tentara Inggris sebagai teknik penyamaran dan manipulasi pada Perang Dunia I.
Rancangan tersebut digunakan untuk membuat tank dan kendaraan palsu untuk mengecoh artileri dan pesawat pasukan lawan agar tidak menyasar target yang asli dan tentunya jauh lebih berharga.
Tindakan serupa dilakukan pula oleh angkatan udara pada Perang Dunia I. Mereka menerbangkan balon udara dan pesawat palsu untuk mengecoh artileri pertahanan udara.
Pihak Prancis bahkan membuat sungai dan kanal palsu untuk mengelabui musuh.
Sementara itu tentara Jerman membuat sebuah 'tank kardus'. Konsepnya serupa barongsai, yakni sebuah kostum yang dikenakan oleh dua prajurit sekaligus.
Namun, jika kostum barongsai berbentuk naga, kostum yang digunakan oleh tentara Jerman pada Perang Dunia I itu menyerupai tank.
Advertisement
Perang Dunia II
Berkas sejarah melaporkan adanya tank dan kendaraan lapis baja yang terbuat dari balon karet agar sewaktu-waktu dapat dikembang-kempiskan. Tank balon itu ditempatkan di sepanjang Pantai Kent, Prancis, 1939.
Perusahaan ban karet ternama Dunlop membantu militer untuk memproduksi kavaleri palsu tersebut.
Tujuan pembuatannya adalah supaya Nazi Jerman mengalihkan penyerangannya dari Inggris ke pesisir pantai Prancis.
Sementara itu, Amerika Serikat membentuk satu pasukan besar tentara palsu The First United States Army Group di Kent, Prancis.
Negeri Paman Sam mempropagandakan berita tentara palsu itu melalui transmisi radio hingga sampai ke Nazi-Jerman agar pasukan Adolf Hitler terkecoh.
Sejumlah orang-orangan juga diterjunkan di pesisir pantai Spanyol untuk menguatkan kehadiran 'tentara palsu' tersebut.
Perang Saudara AS
Sejumlah tentara pada Perang Sipil AS memiliki konsep meriam palsu yang disebut sebagai "Quaker guns" yang terbuat dari batang kayu yang dicat dengan warna menyerupai meriam asli.
Ide pembuatan itu adalah untuk mengecoh musuh.
Advertisement