5 Alasan Klopp Sulit Antar Liverpool Juara

Klopp dinilai sulit untuk antar Liverpool jadi juara, simak alasannya.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Apr 2017, 19:00 WIB
Jurgen Klopp dinilai tak akan bisa bawa Liverpool jadi juara Liga Inggris

Liputan6.com, Liverpool - Tak usah diragukan lagi, Juergen Klopp merupakan salah satu manajer terbaik di dunia. Namun, ada alasan kuat yang menyebut dia tak akan pernah bawa Liverpool menjuarai Liga Inggris.

Sejak ditunjuk Oktober 2015 lalu, Klopp memang membawa The Reds sebuah sinyal positif. Setelah musim lalu cuma duduk di peringkat delapan, kini mereka sementara duduk di urutan ketiga.

Kendati begitu, sepertinya akan tetap sulit bagi manajer asal Jerman itu bawa Liverpool juara di Liga Inggris. Performa Liverpool yang menurun selepas pergantian tahun, bisa dibilang merupakan kesalahan Jurgen Klopp yang tak punya alternatif taktik.

Penilaian itu sendiri datang dari legenda Liverpool, Dietmar Hamann. Menurutnya, Klopp dikatakan cuma punya satu taktik saja, dan itu mudah ditebak olehlawan.

"Intensitas dan tuntutan fisik di Inggris lebih tinggi dari yang pernah Klopp lalui. Anda tidak bisa terus menerus melakukan gaya seperti itu melawan tim-tim Liga Inggris. Para pemain dan manajer harus belajar karena mereka tidak punya alternatif saat ini," ujar Hamann beberapa waktu lalu dikutip Soccerway.

Nah, selain pendapat Hamann, masih ada lima alasan lagi yang menyebut betapa sulitnya Klopp juara Liga Inggris di Liverpool. Apa saja? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:


1. Bukan Inovator Lagi

Jurgen Klopp (AFP/Paul Ellis)

Dalam sepak bola, kita mengenal beberapa gaya bermain. Mulai dari Total Football ala Belanda, Catenaccio di Italia, atau tiki-taka yang muncul di Spanyol era 2000-an. Klopp sendiri menganut sistem Heavy Metal Football alias gegenpress.

Klopp mungkin sudah banyak berinovasi, tapi sejak saat itu sudah berulang kali direplikasi, meski tidak selalu dengan terulang saat dia berhasil bersama Dortmund. Masalahnya, hal itu sudah mulai bisa diatasi oleh lawan-lawannya.

Tengok saja Tottenham Hotspur yang punya inovasi lain bersama Mauricio Pochettino. Bisa dikatakan, bahkan, bahwa Tottenham di bawah manajer Argentina itu telah beralih ke tingkat yang lain lagi, setidaknya di Liga Inggris.

Selama berada di Borussia Dortmund, Klopp adalah seorang inovator dan gaya yang sebagian besar dirintisnya mengarah ke kesuksesan besar, hingga memenangkan Bundesliga dua kali. Namun, hal itu tak terlalu terlihat bersama Liverpool.


2. Gagal Rekrut Pemain Bintang

Jurgen Klopp puas dengan performa para pemain Liverpool. (doc. Liverpool)

Sejak pindah ke Liverpool, Klopp belum terlalu sibuk dalam transfer. Hal itu tak seperti yang dilakukan rival, seperti Manchester City dan Chelsea yang juga mengalami perubahan posisi manajer.

Musim ini, misalnya, telah melihat Chelsea membeli Michy Batshuayi, N'Golo Kante, David Luiz dan Marcos Alonso. Man City membawa John Stones, Ilkay Gundogan, Leroy Sane dan Nolito dan tentu saja United menandatangani Paul Pogba dan Zlatan Ibrahimovic.

Klopp, seperti Pochettino, tampaknya memilih pemain yang menurutnya sesuai dengan sistemnya. Namun, mereka yang datang agak kurang cemerlang dan punya nama besar, kecuali Giorginio Wijnaldum dan Sadio Mane yang sejauh ini berhasil.

Tak bermainnya Liverpool di Liga Champions mungkin menjadi salah satu alasannya. Klopp wajib mempertahankan posisi The Reds saat ini untuk lolos ke kompetisi tertinggi Eropa itu agar menarik di mata pemain incaran musim depan.


3. Klub lain yang juga berkembang

Para pemain Liverpool merayakan gol yang dicetak Emre Can ke gawang Burnley pada laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Inggris, (12/3/2017). Liverpool menang 2-1 atas Burnley. (EPA/Peter Powell)

Klopp mungkin ingin memperkuat status Liverpool sebagai pesaing, tapi dia bukan satu-satunya manajer di luar sana yang ingin memperbaiki nasib timnya. Jose Mourinho sangat ingin membawa Man United kembali ke Liga Champions, Mauricio Pochettino perlahan mengubah Spurs menjadi pesaing utama selama tiga tahun terakhir, dan Chelsea yang berbenah total usai keterpurukan musim lalu.

Pada dasarnya, ini adalah poin tersulit dalam sejarah yang akan datang untuk sebuah tim di Premier League. Dengan suntikan uang dari kesepakatan TV baru yang ditandatangani pada musim panas lalu, bahkan klub-klub yang lebih kecil tiba-tiba memiliki pengaruh finansial yang tidak pernah mereka miliki sebelumnya.

Beberapa tahun lalu, Liga Inggris hanya punya empat klub. Sekarang Anda punya Chelsea, City, United, Arsenal, Tottenham, Liverpool dan bahkan mungkin Everton yang bersaing gelar. Patut diingat, Leicester City juga musim lalu mengejutkan.

Bahkan di klub besar seperti Liverpool, peluang untuk benar-benar memenangkan liga tiba-tiba jauh lebih kecil. Liga Inggris selalu kompetitif tapi sekarang lebih kompetitif dari sebelumnya.


4. Liverpool belum menghasilkan pemain hebat

Rayakan kemenanga pelatih Liverpool, Juergen Klopp (kanan) memegang kepala Georginio Wijnaldum usai timnya menang atas Stoke City pada laga Premier League pekan ke-32 di Britannia Stadium, Stoke, (8/4/2017). Liverpool menang 2-1. (AP/Rui Vieira)

Jika Klopp tidak bisa membeli yang terbaik maka mungkin menghasilkan pemain hebat menjadi jalan keluar. Faktanya mereka cukup sulit melakukan itu. Selain Raheem Sterling, yang sudah beralih ke Manchester City, siapa pemain top terakhir yang diproduksi Liverpool?

Jon Flanagan dan Andre Wisdom sejauh ini tidak sesuai dengan potensinya. Mungkin memang sedikit mengkhawatirkan saat Anda mempertimbangkan jumlah pemain top Liga Inggris yang benar-benar datang dari akademinya .

Harry Kane, Marcus Rashford dan Ross Barkley, misalnya, adalah semua lulusan akademi yang sekarang memainkan peran kunci untuk tim utama klub. Akademi Liverpool sendiri baru-baru ini dirombak pada tahun 2015, dengan fokus pada kualitas melebihi kuantitas dan perampingan.

Namun hasil itu nyatanya belum berbuah. Saat ini, Klopp masih bingung dan menyaksikan klub lain yang mengandalkan para pemain akademinya.

Jika Klopp ingin memenangkan liga dengan Liverpool dia perlu berharap akademi dapat menghasilkan sesuatu yang spesial seperti Owen atau Gerrard.


5. Dia mungkin tergoda di tempat lain

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, tampak gembira saat tim nya mampu menang atas West Bromwich ALbion. Kemenangan ini juga membawa Liverpool ke posisi tiga klasemen liga Inggris menggeser Manchester City. (EPA/Will Oliver)

Liverpool adalah salah satu klub paling sukses dalam sejarah sepak bola, serta memiliki fans di seluruh dunia yang masif. Namun, kesuksesan bagi mereka dalam hal piala telah sedikit langka dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak kemenangan di Liga Champions 2005 silam.

Klopp mungkin lama-lama akan jengah dengan tekanan yang muncul. Sebab, memang tak bisa dimungkiri, seluruh elemen di klub Merseyside tersebut belum sepenuhnya mendukung eksistensi manajer Jerman itu.

Kepindahan tampaknya mungkin terjadi andai Klopp tergoda. Isu kalau Real Madrid ingin menunjuk Joachim Loew sebagai pengganti Zinedine Zidane, membuat dia berpeluang isi posisi lowong latih timnas Jerman.

Bahkan, kabarnya beberapa klub besar lain juga berminat dengan jasanya, seperti Paris Saint-Germain atau bahkan Arsenal . Klopp mungkin belum melakukan pekerjaan istimewa di Liverpool, tapi reputasinya sejak juaa bersama Dortmund masih sangat besar. Bahkan bukan tak mungkin Klopp akhirnya bisa memenangkan Liga Inggris, meski tidak dengan Liverpool.

I. Eka Setiawan

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya