Liputan6.com, Jakarta - KPR (Kredit Pemilikan Rumah) merupakan salah satu produk perbankan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia.
Selain menguntungkan, Anda dapat mengajukan KPR di mana saja karena hampir setiap bank telah menyediakan fasilitas KPR.
Fasilitas KPR yang diajukan oleh masing-masing bank berbeda, dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Proses pengajuan KPR pun tergolong mudah, yang mana setelah tahap seleksi, pengajuan kredit akan melewati sesi wawancara.
Sesi wawancara adalah sesi yang cukup menegangkan karena hasil dari wawancara ini sifatnya menentukan ditolak atau diterimanya permohonan Anda.
Baca Juga
Advertisement
Tentunya, agar tahap wawancara dapat berjalan dengan baik, Anda harus siap dengan mental dan fisik (pakaian) yang mendukung. Anda pun lebih baik siap dengan pertanyaan yang mungkin diberikan oleh pewawancara agar jawaban yang diberikan cukup memuaskan pihak pemberi kredit.
Untuk membantu Anda, di bawah ini adalah beberapa contoh pertanyaan yang mungkin diajukan oleh pihak bank, seperti dikutip dari www.cermati.com, Senin (1/5/2017):
1. Apa pekerjaan Anda? Berapa penghasilan Anda?
Pekerjaan merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh bank karena pekerjaan berhubungan dengan penghasilan seorang nasabah.
Dengan pekerjaan yang layak dan jabatan yang sesuai, pihak pemberi kredit (perbankan) dapat menentukan besar kecilnya kredit yang akan diberikan.
Jika jabatan yang dimiliki sekarang cukup tinggi, maka kemungkinan besar, pihak bank akan memberikan kredit dengan limit pinjaman yang cukup besar.
Kebalikannya, jika pekerjaan yang dimiliki hanya berjabatan rendah, pihak pemberi kredit akan memberikan tenor kredit dan jumlah pinjaman yang lebih sedikit.
Hal ini terjadi karena pihak perbankan akan memberi nilai potensial untuk mendapatkan KPR serta kemampuan untuk membayar cicilan tersebut.
Dengan pekerjaan yang layak, maka Anda akan terkualifikasi sebagai penerima kredit. Kemudian, dengan rincian penghasilan, pihak bank akan menaksir jumlah cicilan yang sanggup Anda terima.
Contoh pertanyaan:
• Apa pekerjaan dan jabatan Anda di perusahaan? Untuk wiraswasta, biasanya pertanyaan akan berupa Anda menjalankan usaha pada bidang apa?
• Apa status kepegawaian Anda, sudah tetap atau masih dalam masa percobaan?
• Sudah berapa lama Anda bekerja pada perusahaan tersebut? Atau sudah berapa lama Anda menjalankan usaha tersebut?
• Berapa jumlah penghasilan Anda setiap bulan? Untuk wiraswasta, biasanya akan ditanyakan berapa jumlah keuntungan yang didapatkan rata-rata?
• Apakah Anda memiliki penghasilan tambahan?
Berapa Pengeluaran Anda?
2. Berapa pengeluaran Anda?
Pengeluaran berhubungan dengan kelancaran pembayaran cicilan KPR, oleh karena itu, biasanya pihak bank akan mengajukan pertanyaan seputar pengeluaran terlebih cicilan KPR biasanya dapat berlangsung sangat lama, hingga lebih dari 10 tahun.
Jika berbelanja melebihi pendapatan, berarti Anda akan kesulitan membayar cicilan KPR nantinya. Dengan jumlah pengeluaran yang masuk akal berbanding dengan pemasukan, maka pihak bank akan lebih mempercayai kemampuan Anda membayar cicilan.
Contoh pertanyaan:
• Berapa biaya hidup bulanan Anda?
• Berapa harga rumah sewa Anda?
• Berapa jumlah pengeluaran tetap yang harus Anda bayar setiap bulan, misalkan air, telepon dan listrik?
Advertisement
Berapa Jumlah Utang?
3. Berapa jumlah utang atau cicilan lainnya?
Jumlah utang diketahui agar pihak bank dapat menghitung debt ratio atau rasio pinjaman. Debt ratio merupakan perbandingan pendapatan dengan cicilan kredit lain yang sedang berjalan.
Tentunya memiliki utang yang terlalu banyak akan menurunkan potensial Anda di mata perbankan. Batas maksimum yang dapat diterima oleh bank adalah 30 persen, ini berarti jika rasio utang Anda sebagai contoh 40 persen, maka kemungkinan besar pengajuan KPR akan ditolak.
Contoh pertanyaan:
• Apakah Anda harus membayar cicilan atau utang lainnya?
• Berapa jumlah cicilan yang harus anda bayar setiap bulan?
• Berapa total tunggakan utang yang anda miliki?
• Bagaimana cara anda membayar seluruh utang atau cicilan tersebut?
Pastikan kondisi keuangan cukup lancar sebelum KPR
Mengajukan KPR berarti anda menambah tanggung jawab dan beban utang pada kondisi keuangan Anda.
Untuk itu, Anda harus yakin kondisi keuangan cukup sehat sebelum menambah beban utang. Namun, jika memang tidak memungkinkan ada baiknya untuk menunda pemilikan rumah tersebut hingga kondisi keuangan membaik.