Sukses Band Metal Berhijab Bermodal Gitar Tua dan Drum Band Bekas

Trio rocker berhijab yang tergabung dalam grup band Voice of Baceprot siap menggebrak musik cadas di Tanah Air.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 29 Apr 2017, 12:00 WIB
Voice of Baceprot, band aliran Hip Metal Funky yang digawangi tiga remaja berhijab asal Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjadi viral di sejumlah media sosial. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Tiga rocker remaja berhijab asal Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tengah menjadi viral di sejumlah media sosial atau medsos. Meski berasal dari wilayah pelosok di Kabupaten Garut, mereka mampu membentuk sebuah grup band aliran Hip Metal Funky dengan penampilan atraktif.

Adalah VOB atau Voice of Baceprot nama band cadas ketiga rocker alim itu. Mereka mampu memainkan aliran musik cadas tersebut dengan penuh ceria tanpa melepaskan hijab yang mereka kenakan.

"Terakhir kemarin tampil di (acara) televisi spesial Hari Kartini," ucap Manajer Band VOB, Cep Ersa Ekasusila Satia, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 28 April 2017.

Ersa mengungkapkan, bakat potensi ketiga rocker hijaber asal Kota Dodol itu pertama kali ditemukan saat dirinya menjadi pengajar Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al Baqiyatussolihat tiga tahun lalu. Untuk menyalurkan bakat dan minat anak, sekolah lantas menawarkan program ekstra kurikuler musik.

"Maklum pergaulan remaja di desa juga sekarang sudah mengkhawatirkan," ujar dia.

Saat pertama kali dibentuk, mayoritas personel tidak memiliki keahlian memainkan alat musik. Bahkan di antara mereka ada yang baru pertama kali memegang alat musik. Namun setelah mendengarkan beberapa aliran musik cadas dalam laptop yang ia bawa, ternyata saat itu ketiga calon rocker berhijab tersebut menyukainya.

"Ada OAD, Slipknot, RHCP, RATM, dan band-band cadas lainnya. Eh, mereka memilihnya sebagai referensi," tutur Ersa mengenai ketertarikan bermusik ketiga anak didiknya.


Gitar Tua dan Drum Marching Band

Voice of Baceprot, band aliran Hip Metal Funky yang digawangi tiga remaja berhijab asal Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjadi viral di sejumlah media sosial. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Untuk menarik minat mereka, Ersa bersama anak didiknya kerap menggunakan ruang kelas sekolah untuk berlatih dengan alat musik seadanya.

"Namanya juga merintis, pakai gitar bolong tua serta bekas marching band yang disusun menyerupai drum," kata dia.

Selama tiga tahun sejak terbentuknya, sudah tidak terhitung pahit dan manisnya dalam mengarungi dunia musik yang mereka gemari selama itu. Mulai dari belajar alat musik dari nol sampai kurangnya dukungan para orangtua, akhirnya berhasil dilewati dan membuktikan bahwa kerja sungguh-sungguh akhirnya mulai berbuah manis.

Tiga remaja bau kencur itu kini mulai menapaki tangga kesuksesan karier dari perjuangan yang dirintisnya. Sebuah base camp tetap dengan jadwal manggung rutin, mulai menghiasi rutinitas mereka. "Alhamdulillah job lumayan padat, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya dan lainnya," ungkapnya.

Grup yang digawangi Firdda Kurnia (vokal, guitar), Widi Rahmawati (bas), dan Euis Siti Aisyah (drum) terbentuk pada 14 Februari 2014. Hingga kini mereka masih tercatat sebagai siswa kelas X SMK Insan Mandiri, Banjarwangi. "Awalnya tujuh orang, namun kini tinggal tiga," Ersa membeberkan

Tiga orang yang tersisa Firdda, Widi, dan Euis terus berupa mengasah kemampuan bermusiknya. Mereka rela mengambil jalan berbeda demi sebuah mimpi yang akan digapainya.


Modal Nekat

Voice of Baceprot, band aliran Hip Metal Funky yang digawangi tiga remaja berhijab asal Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjadi viral di sejumlah media sosial. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Firdda mengenang, untuk sampai dapat dikenal orang saat ini, perjuangan yang ia bangun bersama rekan-rekannya tidaklah mudah. "Istilahnya modal kita hanya nekat dengan keinginan kuat."

Sebab, selain minimnya pengetahuan mengenai musik, tidak ada satu pun anggota VOB yang bisa memainkan alat musik. "Abah Ersa (guru di Mts dan manajer VoB) yang terus melatih kami, awalnya tujuh orang, cuma yang empat enggak kuat, ya tinggal bertiga," Firdda menambahkan.

Perjuangan tidak sampai di situ, medan perkampungan yang ditempuh untuk berlatih pun tidaklah mudah. "Kadang naik Elf (minibus angkutan umum), motor, bahkan kita jalan kaki ke base camp yang berada di dekat sekolah," ujar dia.

Seiring bertambahnya jadwal latihan, larangan orangtua hingga cibiran tetangga akan kekhawatiran terbawa pergaulan negatif pun sempat menerpa mereka. "Tapi itu dulu, sekarang orangtua sudah mulai mendukung, bahkan sering sharing sama mereka juga kalau lagi jadwal padat," kata Firdda dengan nada riang.

Untuk mewujudkan mimpinya itu, remaja 16 tahun tersebut mengaku pernah dikurung di dalam rumah. Namun berkat tekad kuatnya, sekalipun keluar rumah secara sembunyi-sembunyi, ia bersama rekannya kembali bisa latihan band.

"Sebenarnya dari awal hanya ingin bermain drama musikal. Tapi setelah penampilan, kami malah lebih senang main musik dan ketagihan," tutur dia.

Berangkat dari keisengan musik itulah, Firdda yang menyenangi hip hop, Euis penyuka trash metal serta Widi yang menyenangi musik funky, jadilah VOB hingga kini. "Dari selera yang beda itulah kami satukan jadi aliran Hip Metal Funky," kata Firdda.

Kini VoB sudah mempunyai tiga single yang diciptakan bersama. Mereka pun memiliki harapan untuk bisa membuat album dan mengenalkan lagu mereka kepada Balaceprot, sebutan penggemar VoB.

"Alhamdulillah sekarang sudah punya alat sendiri. Waktu kemarin tampil di Pameungpeuk ada penonton yang kasih kado karena kami sudah bawakan lagunya Peal Jam. Dikasih gitar, bas, dan drum," vokalis band metal berhijab asal Garut itu memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya