Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat tipis pada perdagangan hari ini setelah data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dilaporkan lebih rendah dari perkiraan.
Ditambah pelemahan Dolar terhadap Yen di tengah ketegangan Korea Utara dan Euro usai laporan inflasi di Zona Euro.
Melansir laman Reuters, Senin (1/5/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen dan Jepang Nikkei menguat 0,1 persen.
Banyak bursa saham di Asia dan Eropa ditutup terkait peringatan Hari Buruh.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi Bursa Asia sedikit berbeda bila dibandingkan Wall Street, yang pada Jumat pekan lalu langsung melemah, dengan indeks Dow dan S&P 500 mencatat penurunan 0,2 persen.
Ini setelah data pertumbuhan ekonomi AS mencatat pelemahan dalam tiga tahun pada kuartal pertama tahun ini.
Pasar Asia hanya sedikit terganggu survei resmi manufaktur China yang menunjukkan pertumbuhan di pabrik-pabrik di negara itu melambat dari prediksi pada April, ke level terendah dalam enam bulan.
Penurunan itu dikaitkan dengan anjloknya harga bijih besi dan baja baru-baru ini seiring membanjirnya produksi.
Analis memperkirakan China memiliki banyak momentum pertumbuhan secara keseluruhan dalam beberapa bulan mendatang setelah kuartal pertama.
Dolar, yang sempat menguat ke posisi dalam empat minggu terhadap yen pada pekan lalu, kehilangan dukungannya karena imbal hasil obligasi dan laporan indikator ekonomi yang dirilis pada hari Jumat.
Greenback terakhir turun 0,3 persen terhadap Yen ke posisi 111.240, terpicu kekhawatiran geopolitik di Semenanjung Korea .
"Hasil treasury yang rendah membebani dolar. Ini juga menghadapi tekanan terhadap yen karena upaya investor menghindari risiko akibat dari peluncuran rudal Korea Utara di akhir pekan," ujar Masafumi Yamamoto Said, Kepala Strategi Valas Mizuho Securities di Tokyo.
Euro juga menguat terhadap dolar sebesar 0,2 persen menjadi $ 1,0910.7. Adapun indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama tergelincir 0,1 persen menjadi 98.961.