Mau Ikut Merayakan Waisak di Borobudur? Perhatikan Aturan Ini

Waisak menjadi prosesi sakral yang dilakukan sekali setahun oleh umat Buddha. Untuk itu, ada aturan yang harus dipatuhi ketika berkunjung.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 02 Mei 2017, 21:30 WIB
Prosesi kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2016). (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Jakarta Waisak menjadi salah satu prosesi sakral yang dilakukan sekali dalam setahun oleh umat Buddha. Untuk itu ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para pengunjung demi khusyuknya ibadah. Hal tersebut setidaknya disampaikan oleh Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Edy Setijono pada Selasa (25/4/2017).

"Mulai pukul empat pagi, Candi Borobudur hanya boleh dimasuki oleh pengunjung yang beribadah. Baru pukul 12 malam, pengunjung lain boleh masuk untuk menikmati acara penerbangan lampion. Untuk acara lampion di Lapangan Gunadharma akan diselenggarakan pukul 23.30 sampai 01.00 WIB," ungkap Edy.

Para pengunjung bisa melakukan prosesi pelepasan lampion yang akan dilakukan pada tanggal 10 Mei. Dimulai pada pukul 22.00 para pengunjung nantinya bisa menikmati keindahan pemandangan lampion yang terbang ke udara, dan ikut serta mengabadikan momen setahun sekali yang masuk dalam rangkaian Waisak ini.

“Harga satu buah lampion beserta tiket masuk Rp 100 ribu. Itu adalah harga resmi jika membeli dari panitia," ungkap Edy.

Agar perjalanan makin nyaman, Edy menyarankan para wisatawan dapat berlibur selama lima hari, mulai dari tanggal 10 hingga 14 Mei 2017 dengan mengambil cuti dua hari di tanggal 10 dan 13 Mei. Tentunya selain melihat prosesi Waisak dan pelepasan lampion, para wisatawan dapat mengunjungi berbagai atraksi menarik yang ada di sekitar Candi Borobudur.

"Karena di sekitar Borobudur juga terdapat tempat-tempat wisata lainnya yang menarik, satu hari tidak akan cukup untuk menikmatinya. Wisatawan bisa mengunjungi Bukit Punthuk Setumbu, ada Candi Ratu Boko, Candi Prambanan, Gua Pindul, dan banyak lagi," ungkap Edy. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya