Kemendag Minta Bulog Aktif Stabilkan dan Awasi Harga Pangan

Gula dan beras yang terdapat di gudang Bulog tidak hanya diperuntukkan saat Ramadan hingga Lebaran.

oleh Reza Efendi diperbarui 02 Mei 2017, 09:46 WIB
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahja Widayanti melakukan peninjauan ke Gudang Bulog di Medan, Sumatera Utara. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta Perum Bulog aktif mengawasi dan menjaga kestabilan harga pangan. Ini terkait kebijakan pemerintah yang menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beberapa produk pangan yang dijual di retail modern.

Penerapan HET ini sesuai dengan hasil kesepakatan antara pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) dengan para produsen dan distributor.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti mengatakan, penerapan harga itu berlaku pada bahan pokok seperti gula, minyak goreng dan daging. Seperti harga gula dijual di tingkat eceran dengan HET sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg).

“Di sini saya menekankan kepada Bulog agar mengawasi dan berperan serta dalam stabilisasi harga yang diterapkan seperti pada gula yang sebesar Rp 12.500 tersebut,” kata Tjahya saat meninjau Gudang Bulog di Kota Medan, Senin sore (1/5/2017).

Dia juga menekankan jika peran serta Bulog tersebut tidak hanya dalam hal stabilisasi harga dan penerapan HET. Namun ikut memasok serta mendistribusinya pangan ke pasar-pasar rakyat di Medan dan sekitarnya.

“Konsumen membeli harus Rp 12.500. Di sini peran Bulog harus membantu menurunkan harga gula. Mulai dengan kemasan apapun dan merek apa pun itu harganya Rp 12.500. Tidak ada pilihan, bagi siapa pun yang menjual gula per kilonya Rp 12.500,” dia menjelaskan.

Tidak hanya sekadar menjual gula dengan harga Rp 12.500, Bulog juga harus memastikan gula yang dijual sesuai dan dalam keadaan baik.

“Walau ada beberapa gula yang dijual dengan kondisi berbeda serta memiliki pangsa pasar, alangkah baiknya dijual dalam keadaan yang baik,” tegas dia.

HET tersebut juga untuk menjaga kestabilan harga, terutama menjelang Ramadan dan Lebaran mendatang. Ini salah satu upaya dari Kementerian Perdagangan untuk menjaga kestabilan harga.

Menyinggung perihal ketersediaan kebutuhan gula dan beras di Sumut, Tjahja memastikan aman. “Lihat sendiri, gudang penyimpanan Bulog penuh dengan gula dan beras,” ungkap dia.

Gula dan beras yang terdapat di gudang Bulog tidak hanya diperuntukkan saat Ramadan hingga Lebaran, tetapi juga untuk kebutuhan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), di mana Kota Medan merupakan pilot project program tersebut.

“Di program BPNT, setiap kepala keluarga yang menjadi sasaran mendapatkan 10 kilogram beras dan 2 kilogram gula. Bulog menjamin stok gula dan beras di Sumut hingga enam bulan ke depan aman,” dia memungkasi. (Reza Efendi/nrm)


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya