Sisi Lain Hardiknas, Aksi Corat-Coret Pelajar dan Demo Mahasiswa

Sejumlah peristiwa dan sisi lain menghiasi Hardiknas di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 02 Mei 2017, 14:01 WIB
Puluhan pelajar SMK dan SMA melakukan aksi corat-coret baju dan konvoi di jalanan di Hardiknas. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin).

Liputan6.com, Garut - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh hari ini dirayakan di sejumlah daerah dengan berbagai cara. Aksi corat-coret baju siswa SMK dan SMA menghiasi Hardiknas di kabupaten Garut, Jawa Barat .

Aksi itu untuk merayakan kelulusan Ujian Nasional (UN). Bahkan mereka juga melakukan konvoi kendaraan di jalanan. "Ya (aksi konvoi) kita sambil nenunggu kelulusan yang akan diumumkan sekolah siang ini," ujar Nasrul, salah satu peserta konvoi kendaraan, Selasa (2/5/2017).

Siswa kelas XII SMK 3 Garut ini mengatakan, aksi konvoi kendaraan dan corat-coret baju tersebut sudah dilarang di sekolahnya. Namun tidak dipungkiri budaya itu masih berlangsung di kalangan siswa. Utamanya hari ini yang bertepatan dengan Hardiknas.

"Ah, saya ikut saja," ujar dia tanpa tahu arah yang akan dituju bersama rekan-rekannya.

Berdasarkan keterangan beberapa rekannya, rencananya puluhan kendaraan roda dua yang mereka tumpangi akan melakukan konvoi kendaraan di sekitar Garut Kota. 

Yadi, salah satu warga yang dilintasi konvoi kendaraan siswa SMK di sekitar jalan terusan Pembangunan, Kabupaten Garut mengaku terganggu dengan kegiatan tersebut, terlebih cara berkendaraan mereka cukup membahayakan pengguna jalan lainnya.

"Lihat saja, sudah tidak pakai helm, baju corat-coret, suara motornya berisik," kata dia kesal melihat kelakuan para pelajar di Hardiknas ini.

Untuk menertibkan jalannya lalu lintas di sepanjang jalan yang dilalui konvoi kendaraan kelulusan siswa, Ia berharap polisi bisa mengawalnya, atau jika membahayakan maka polisi diminta membubarkannya. "Ngapain? tidak ada manfaatnya," kata dia.


Protes di Hardiknas

Aksi mahasiswa di Garut protes soal pendidikan di Hardiknas. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin).

Jika puluhan pelajar SMK dan SMA merayakan kelulusan yang bertepatan dengan Hardiknas dengan cara yang negatif, berbeda dengan para mahasiswa.

Berlokasi di bilangam simpang lima kabupaten Garut, Jawa Barat, puluhan mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Garut menggelar aksi unjuk rasa. Dalam aksi itu, mereka juga melakukan aksi teatrikal dan membakar keranda mayat.

"Ini sebagai bentuk matinya aspirasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Garut," ujar ketua PC PMII Garut Andriyana saat ditemui di lokasi aksi.

Andri menilai, perhatian pemerintah pusat terhadap alokasi dana untuk kualitas pendidikan sudah baik. Namun dalam aplikasinya di lapangan, terutama di daerah masih banyak ditemukan pelanggaran.

"Khusus di Garut saja masih banyak ditemukan pungli," kata dia.

Ia mencontohkan adanya pungli dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS sebesar Rp 100 ribu per sekolah tanpa jelas peruntukannya, kemudian banyak ditemukannya pelanggaran data fiktif siswa, dengan harapan agar dana BOS yang diterima lebih besar.

"Banyak data siswa siluman, namanya ada tapi siswanya enggak tahu di mana," ungkap dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya