Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa (UE) melihat kerjasama dengan ASEAN dapat lebih ditingkatkan demi mencegah merebaknya pemberitaan-pemberitaan hoax yang semakin gencar sehubungan dengan semakin tersedianya media sosial.
Salah satu contohnya adalah kerjasama Uni Eropa dalam bidang pers di bawah payung World Press Freedom Day (WPFD) 2017.
Baca Juga
Advertisement
Dalam diskusi bersama UNESCO dan Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia Rudiantara pada Selasa (2/5/2017) pagi di Jakarta Convention Center dibahas tentang perlunya lingkungan yang kondusif bagi jurnalis agar bisa melaporkan secara bebas dan juga tanggungjawab jurnalis terhadap proses pelaporan sesuai profesinya.
Demikian disampaikan oleh Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Francisco Fontan dalam jumpa pers peluncuran "Europe Month" di Kantor Perwakilan Uni Eropa untuk Indonesia yang diadakan bersama dengan Kantor Perwakilan Uni Eropa untuk ASEAN di Jakarta.
Dubes Fontan melanjutkan, "Kepercayaan itu bagus, tapi pemantauan lebih baik lagi."
"Diskusi hari ini adalah tentang kemungkinan pengadaan sejenis mekanisme regional untuk pemantauan kesehatan dan kualitas berita yang dihasilkan."
Tapi, pada saat yang sama dengan memperhatikan apa yang telah dibentuk oleh pemerintah-pemerintah di negara-negara ASEAN.
Menurut Dubes Fontan, mekanisme sejenis itu sudah ada di Amerika Latin, Afrika, dan Eropa. Dubes Fontan melihat potensi besar untuk hal tersebut di Asia Tenggara, jika, seperti dikatakannya, "ASEAN memutuskan untuk melanjutkan jalan yang sudah mereka tempuh terkait deklarasi HAM dan kebebasan berpendapat."