Liputan6.com, Jakarta Ketika musim hujan tiba, tidak jarang para pengendara menyimpan smartphone atau handphone di bawah jok motor. Biasanya, hal ini dilakukan saat kondisi buru-buru atau hujan turun secara tiba-tiba dan harus menyelamatkan smartphone agar tidak rusak.
Namun, banyak yang beranggapan jika menyimpan smartphone di bawah jok motor, dan dekat dengan tangki bensin itu berbahaya.
Baca Juga
Advertisement
Terlebih, beredar luas melalui media sosial seorang pengendara yang menyimpan smartphone-nya di bawah jok motor dan meledak hingga motornya hancur pada bagian jok, tangki, dan sekitar mesin.
"Wah, mestinya masalah di handphone-nya, gelombang yang dikeluarkan seperti apa, dan tergantung handphone juga. Rasanya, tidak masalah menyimpan handphone di boks motor," ujar Handy Hariko, Senior Manager Technical Training Departement PT Astra Honda Motor (AHM), melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Selasa (2/5/2017).
Ia melanjutkan, kasus meledaknya smartphone di bawah jok motor sama dengan kasus smartphone meledak di mobil, atau ketika tengah dipakai, dan kasus lainnya. Harus diselidiki lebih lanjut penyebab smartphone tersebut bisa meledak dan terbakar.
"Mesti dipelajari lebih lanjut masalah meledaknya. Apakah sambil dicas, sehingga terjadi over pengisian. Apa lagi baterainya biasa. Mungkin bisa dicari data lengkapnya," ujarnya.
Sementara itu, menurut Sarwono Edhi, Technical Service Division PT AHM, jika berkaca pada peraturan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), saat mengisi bahan bakar atau BBM memang tidak boleh mengaktifkan smartphone atau handphone.
"Sistem kelistrikan di mana pun bisa berpotensi menghasilkan percikan api. Untuk itu kami mengimbau agar pengendara dapat mematikan motornya saat melakukan pengisian bahan bakar," ujarnya menegaskan.