Liputan6.com, New York - Setelah dilantik pada 20 Januari lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memasuki 100 hari masa kepemimpinan. Dalam kurun waktu ini, banyak hal yang menjadi sorotan media internasional terutama dari besaran anggaran yang Trump keluarkan.
Melansir Guardian, Rabu (3/5/2017), selama kurun 100 hari Trump telah menghabiskan anggaran lebih banyak dibanding delapan tahun masa jabatan presiden Amerika Serikat sebelumnya, Barack Obama.
Baca Juga
Advertisement
Saat proses pelantikan presiden Amerika Serikat pada Januari lalu, pihak kongres dikabarkan menerima tagihan US$ 37,4 juta atau setara Rp 497 miliar (kurs 1 US$ = RP 13.300) untuk penggantian pengeluaran uang.
Keputusan Melania Trump untuk tinggal dengan putra bungsu Donald Trump di New York juga turut membebani anggaran negara. Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga Trump Tower mencapai US$ 500 ribu sehari atau Rp 6,6 miliar. Biaya ini membengkak akibat banyaknya petugas kepolisian yang harus bekerja lembur.
Lebih lanjut seperti dilaporkan Denver Post, selama 100 hari masa jabatannya sebagai presiden AS, seperempat waktunya digunakan Trump untuk berlibur ke resor pribadinya di Mar-a-Lago. Artinya, dari 100 hari masa dinasnya, 25 hari di antaranya ia gunakan untuk berlibur.
Selain waktu, biaya liburan pribadi Trump diprediksi cukup menyita anggaran. Laporan Government Accountability Office 2016 memperlihatkan perjalanan Trump ke Florida beberapa waktu yang lalu menghabiskan biaya US$ 3,6 juta atau Rp 47,8 miliar untuk pengamanan.
Angka tersebut cukup wajar karena ketika Trump berlibur ke Mar-a-Lago, ia turut memboyong mobil limusin, staf, petugas keamanan, dan lainnya menggunakan pesawat kargo.
Tak murah, setiap berangkat Trump juga turut menaiki pesawat kepresidenan Air Force One. Untuk satu jam penerbangan, perjalanan ini dikenakan biaya senilai US$ 180 ribu atau Rp 2,3 miliar. Alhasil anggaran ini membuat biaya dinas Trump turut membengkak.
Paling baru, NYtimes melaporkan, pihak kongres Amerika Serikat baru saja mengalokasikan dana US$ 120 juta atau Rp 1,5 triliun untuk menutupi dana pengamanan keluarga Trump yang membengkak.
Separuh dari uang tersebut atau sekitar US$ 60 juta digunakan untuk membiayai pengamanan Trump ketika ia sedang bepergian ke New York City. Sementara sisa dari anggaran tersebut akan dialokasikan untuk membiayai pengamanan di lokasi yang sering dikunjungi Trump seperti New York dan Palm Beach County Florida.
Seringnya Trump bepergian ke beberapa tempat menimbulkan biaya personil dan pengamanan yang tinggi sejak ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Meski telah banyak anggaran yang dihabiskan Donald Trump selama 100 hari masa kepemimpinannya, presiden Amerika Serikat ke 45 ini juga masih menolak untuk memperlihatkan catatan pajaknya.
Hal ini banyak memicu protes di berbagai tempat di Amerika Serikat. Banyak dari masyrakat curiga, bahwa Trump menggunakan berbagai cara untuk menghindar dari tagihan pajak.