Cerita Pendiri Lippo Group soal Perkembangan Ekonomi Dunia

Industri berbasis tenaga kerja bergeser dari Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong menuju Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 03 Mei 2017, 13:15 WIB
Pendiri Lippo Grup , Mochtar Riady memberikan keterangan saat peluncuran buku Manusia Ide di Jakarta, Selasa (26/1/2016). Mochtar berharap, bisa memberi dorongan kepada pemuda untuk berani menerjang pekerjaan sulit. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Saat ini, masalah ekonomi telah masuk ke era digital.

Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, fenomena pergeseran ekonomi sangat terlihat jelas di Amerika Serikat (AS). Di negara tersebut, perusahaan unggulan didominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang digital.

"Mungkin pada 10 tahun lalu, 10 perusahaan unggulan yang melantai di bursa AS adalah oil company atau petrochemical company. Namun sekarang 10 perusahaan unggulan bukan perusahaan yang tadi saya sebut, tapi adalah perusahaan yang bergerak di bidang information technology," kata dia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Pergeseran industri di sektor ekonomi tersebut mulai terjadi di pada sekitar 1946 yang ditandai dengan perkembangan tenaga mikro elektronik. Perkembangan itu bercabang menjadi dua, yakni analog dan digital.

"Analog berkembang telecommunication system dan digital masuk computer technology. Di situlah teknologi analog dan digital bisa menyatu dan timbul yang dinamakan internet," ujar Mochtar Riady.

Perkembangan internet membawa AS masuk dalam masyarakat information society. Dampaknya, industri berbasis tenaga kerja mengalami pergeseran.

"Dengan adanya internet ini, maka AS masuk ke masyarakat information society. Sehingga labor industry tidak bisa dipertahankan di AS dan pindah ke barat, yaitu Jerman dan dunia timur, yaitu Jepang," ucap dia.

Pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) oleh pendiri Lippo Group Mochtar Riady, Rabu (3/5/2017).
 

Jerman dan Jepang pun melanjutkan tradisi dari AS. Alhasil, industri berbasis tenaga kerja mengalami perpindahan.

"Sekitar 15 tahun baik Jerman dan Jepang kemudian masuk information society dan mereka harus memindahkan labor industry ke luar negeri. Sebagai contoh, Jepang memindahkan labor industry ke Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong dan Singapura pada1982," ujar Mochtar Riady.

Tak berhenti di sana, perpindahan tenaga kerja terus berlanjut. Industri berbasis tenaga kerja juga bergeser dari Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong menuju Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Dengan kejadian ini, maka kita tahu bahwa pada saat ini kita masuk information society atau dinamakan digital economy," ujar dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya