Jebol Plafon, Tahanan Anak Bingung Kabur ke Mana

Tahanan anak yang kebingungan hendak kabur ke mana itu ditinggal tiga teman lainnya.

oleh M Syukur diperbarui 03 Mei 2017, 19:03 WIB
Tahanan anak yang kebingungan hendak kabur ke mana itu ditinggal tiga teman lainnya. (Ilustrasi penangkapan: iStockphoto)

Liputan6.com, Pekanbaru - ‎ Dengan membuka plafon sel, empat tahanan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pekanbaru, Riau, kabur. Petugas diduga tak mengetahui aksi‎ mereka karena pada malam itu, hujan deras turun disertai petir serta angin kencang.

Hanya saja dalam pelariannya, satu tahanan kebingungan mau kabur ke mana meski sudah berada jauh dari lembaga di Jalan Kapling, Kecamatan Bukitraya, Pekanbaru itu. Dia pun kemudian dibawa kembali ke sel dan dibina supaya tak mengulangi perbuatannya.

Larinya empat tahanan di bawah umur itu dibenarkan Kepala Divisi Pemasyarakatan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenkumHAM) Muji Raharjo pada Rabu (3/5/2017) siang.

"Senin (1 Mei 2017) malam, saya dapat kabar anak didik kita lari. Modusnya dia buka plafon sel, ada empat orang, kemudian memanjat poliklinik dan lari ke luar," kata Muji.

‎Muji menyebutkan, tahanan yang sudah kembali karena tidak tahu lari ke mana berinisial F. Selain itu, ada satu lagi tahanan yang dikembalikan orangtuanya setelah sampai ke rumah berinisial D.

Menurut Muji, tahanan inisial F juga mengaku menyesal setelah berusaha kabur. Hal serupa juga dialami D. Keduanya kemudian dinasehati petugas dan dilarang Muji supaya tidak diintimidasi agar tidak depresi.

"Ini kan anak-anak didik kita, harus dibina. Tidak dilakukan interogasi khusus, malah diberikan pengarahan psikologis yang baik," kata Muji.

Sejauh ini, belum diketahui apa motif tahanan anak itu kabur. Keduanya sudah ditempatkan di kamar khusus pembinaan, di mana Muji juga melarang bawahannya memberikan hukuman fisik.

"‎Sanksi tetap diberikan, tapi tidak fisik. Bisa saja sanksi administratif, misalnya pencabutan remisi nantinya," ujar Muji.

‎Sementara itu, sambung Muji, dua tahanan lainnya yang belum diamankan berinisial Ds dan H. Mereka semuanya terjerat tindak pidana seperti percobaan pembunuhan, penjambretan dan asusila.

Muji mengakui bahwa Lembaga Pembinaan Khusus Anak memang minim petugas keamanan. Hal itu dilakukan karena lingkungan tahanan dibuat ramah anak dan tidak bernuansa mencekam.

Para tahanan anak juga diberikan pendidikan dan diperbolehkan mengikuti ujian nasional. Mereka juga diberikan kelonggaran mengikuti ujian paket A, B dan C, supaya bisa melanjutkan pendidikan begitu keluar nantinya.

"Tahanan berjumlah 70 orang, daya tampungnya 100 anak. Dan sebagai tambahan, empat anak yang kabur ini mempunyai cacatan baik selama menjalani masa tahanan," ucap Muji.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya