Jasa Marga Bakal‎ Lepas Kepemilikan Saham di Jalan Tol JORR W1

Jasa Marga juga sedang melakukan persiapan skema pendanaan baru, yaitu sekuritisasi future income di jalan tol yang telah beroperasi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Mei 2017, 16:00 WIB
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di ruas Tol BSD JORR, Tangerang Selatan, Senin (16/5). Kemacetan parah terjadi menyusul robohnya jembatan penyeberangan orang (JPO) di ruas Tol BSD JORR karena dihajar truk trailer. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan merealisasikan perintah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk melepas sebagian aset perusahaan untuk mendorong pembangunan infrastruktur.

Salah satu aset yang akan dijual atau dilepas adalah proyek Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau The Jakarta Outer Ringroad (JORR) W1.

"Salah satu kepemilikan saham di Jalan Tol JORR W1 dengan BUJT PT Jakarta Lingkar Barat Satu, di mana memang kepemilikan Jasa Marga tidak mayoritas," kata Assistant Vice President (AVP) Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru Santoso, kepada wartawan, Rabu (3/5/2017).

Saat ini kepemilikan saham Jasa Marga di proyek itu sebesar 19,1 persen. Semua saham itu nanti akan dilepas ke investor (divestasi) pada tahun ini.

Saat ini proses divestasi tersebut dalam tahap valuasi dan mendapat tanggapan positif dari pasar. "Di mana beberapa investor telah mengajukan pernyataan minat kepada kami," ucap Heru.

Selain itu, Jasa Marga juga sedang melakukan persiapan skema pendanaan baru, yaitu sekuritisasi future income di jalan tol yang telah beroperasi. Saat ini sedang dilakukan proses persiapan sekuritisasi di cabang Jagorawi.

"Hal ini dilakukan untuk memberikan alternatif pendanaan yang selama ini masih dilakukan secara konvensional (pinjaman bank dan obligasi)," ujar dia.

Jasa Marga menargetkan proses sekuritisasi selesai pada pertengahan 2017.

"Kedua skema tersebut akan dijalankan Jasa Marga, di luar kami juga terus menggali potensi skema pendanaan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan investasi yang kami rencanakan," Heru menegaskan.‎

Sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan BUMN menjual infrastruktur yang telah selesai dibangun. Dana hasil penjualan tersebut akan dipakai untuk kembali membangun infrastruktur lain. Penjualan aset ini untuk BUMN yang memiliki bisnis membangun dan mengelola jalan tol.

Dalam hitungan Presiden, jika BUMN membangun tol dengan biaya Rp 10 triliun dan bisa menjual di harga Rp 30 triliun, maka BUMN tersebut bisa untung tiga kali lipat. (Yas/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya