Lupakan Beli Rumah Jika Alami 5 Situasi Ini

Kalau mengalami situasi ini, tandanya Anda harus melupakan keinginan beli rumah impian.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 04 Mei 2017, 06:15 WIB
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Katakanlah Anda sudah lama punya keinginan beli rumah dan akhirnya menemukan rumah yang cocok. Anda menyukai modelnya, lokasi yang strategis, dan lingkungannya yang asri.

Namun sebelum Anda memutuskan untuk membelinya, Anda harus mengenali kemampuan sendiri untuk menghindari risiko gagal bayar. Tanyakan pada diri sendiri apakah situasi-situasi berikut terjadi pada Anda. Kalau jawabannya ya, maka Anda harus menunda membeli rumah impian.

Apa saja ya? Berikut ulasannya seperti dikutip dari CekAja.com:

1. Anda tidak bisa membayar uang muka (DP) 20 persen harga rumah

Memang saat ini DP bisa dibayar sebesar 15 persen saja. Tapi semakin kecil DP yang Anda bayar, makin besar beban cicilan yang harus Anda bayar. Sebagai simulasi, katakanlah rumah yang Anda inginkan ada di harga Rp 400 juta dengan tenor cicilan 15 tahun dan bunga 10 persen.

Kalau DP yang dibayarkan 20 persen (Rp 80 juta), maka cicilan per bulan adalah Rp 3.438.736.
Jika DP yang dibayarkan 15 persen (Rp 60 juta), maka cicilan per bulan adalah Rp 3.653.657.
Jadi ketika Anda belum cukup punya uang sebanyak 20 persen dari harga rumah, tahan keinginan Anda sampai tabungan cukup.

2. Cicilan rumah membuat Anda tidak bisa menabung

Bahkan kalau Anda punya uang sebesar 20 persen dari harga rumah untuk membayar DP, angka cicilan lebih mahal dari yang sanggup Anda bayar. Idealnya, cicilan tidak melebihi 30 persen penghasilan. Jadi kalau penghasilan Anda Rp 6 juta, maka maksimal cicilan adalah Rp 2,3 juta.

Mungkin pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) Anda disetujui oleh bank. Tapi kalau cicilan Anda terlalu tinggi sampai Anda sulit menabung atau belanja kebutuhan sehari-hari, Anda harus pilih rumah yang lebih murah. Jangan sampai rumah impian menjadi mimpi buruk Anda hingga belasan bahkan puluhan tahun.

3. Tidak mendapatkan bunga KPR terbaik

Ada dua hal yang menyebabkan cicilan tinggi; harga rumah dan bunga KPR. Biasanya bank akan menerapkan fixed rate alias bunga tetap selama 1-3 tahun. Barulah setelah itu diberlakukan floating rate alias bunga variabel.

Pada saat fixed rate ini Anda bisa mendapatkan bunga rendah (misalnya bunga tetap 6,5 persen selama 3 tahun dibandingkan bunga variabel 11-13 persen). Di sinilah Anda harus rajin membandingkan produk KPR bank satu dengan bank yang lain. Gunakan mesin perbandingan di sini.


Tidak stabil


4. Penghasilan Anda tidak stabil

Anda sudah menemukan rumah impian, tapi Anda sendiri tidak yakin karena penghasilan naik turun. Membeli rumah secara KPR berarti membuat komitmen untuk melunasi apapun yang terjadi pada kondisi finansial Anda.

Kalau saat ini kondisi finansial Anda belum stabil, tunggulah sampai finansial Anda siap. Mengalami gagal bayar hingga rumah disita oleh bank merupakan mimpi buruk karena memaksakan diri. (Baca juga: Yuk, Ketahui DP KPR Rp 0 dan Program Serupa di Luar Negeri)

5. Perbaikan lebih mahal daripada harga rumah

Situasi ini bisa terjadi kalau Anda beli rumah bekas. Pertimbangkan baik-baik kalau ternyata biaya untuk perbaikan jauh lebih mahal daripada harga rumah.

Tapi kalau Anda sudah telanjur jatuh cinta dan memang punya dana yang cukup, maka situasi ini bukan masalah besar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya