Banyak First Buyer, Lembaga Keuangan Makin Selektif

Saat ini lembaga pembiayaan kredit mobil semakin ketat dalam memberikan kucuran dana. Mengapa demikian?

oleh Rio Apinino diperbarui 04 Mei 2017, 06:04 WIB
Toyota Yaris Heykers di IIMS 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Salah seorang pejabat PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan bahwa saat ini lembaga pembiayaan kredit mobil semakin ketat dalam memberikan kucuran dana. Hal ini disebab karena beberapa faktor.

Adalah Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT TAM yang menyebutkan bahwa lembaga keuangan semakin selektif karena sudah diawasi ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terkait dengan non performing loan (NPL, kredit bermasalah).

"Karena dia (lembaga pembiayaan) punya NPL yang sudah dalam pengawasan OJK. Kalau tingkat NPL-nya kenapa-kenapa, dia dapat penalty atau punishment dari OJK. Jadi mereka memang agak selektif," ujar Soerjo di Jakarta, Rabu (3/5).

Tingkat NPL yang rendah bukan tanpa sebab. Jika dikaitkan dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia, maka lembaga keuangan menilai kalau sebagian besar konsumen mobil itu memang punya tingkat risiko gagal bayar yang tinggi.

"Market terbesar medium low ke bawah. Itukan first entry buyer, dia pindah dari motor ke mobil. (Konsumen ini) risikonya dianggap besar," sambung Soerjo.

Meskipun demikian, Soerjo mengatakan bahwa kondisi ini bisa sedikit diantisipasi oleh Toyota karena mereka punya "value change" yang kuat. Mereka, misalnya, punya lembaga keuangan sendiri yang khusus mengurusi calon konsumen.

"Ini membuat jualan kita market share-nya naik dari 36,3 persen jadi 37,2 persen pada Januari sampai Maret kemarin," tutup Soerjo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya