Liputan6.com, Maryland - Militer Amerika Serikat akhirnya memutuskan untuk mempublikasikan sebuah foto terakhir karya fotografer perangnya.
Gambar itu diambil di tengah latihan para tentara menghadapi kebakaran dan ledakan empat tahun lalu, yakni pada 2 Juli 2013 di Provinsi Laghman, Afghanistan. Hilda Clayton, sang juru kamera, juga sedang berlatih mengambil foto situasi di tengah kobaran api.
Advertisement
Namun, sang fotografer justru tewas di tengah latihan karena terkena lemparan mortar.
Foto itu dirilis pada Senin 1 Mei 2017 di Majalah Military Review. Menurut pihak media tersebut, foto itu mengilustrasikan betapa makin meningkatnya perempuan yang terdampak bahaya konflik terbuka.
"Kematian Clayton adalah simbol bagaimana tentara perempuan kini makin terpapar situasi yang mematikan. Baik saat pelatihan maupun pertempuran," tulis Military Review seperti dikutip The Guardian, pada Kamis (4/5/2017).
Ledakan itu juga menewaskan empat tentara Afghanistan. Salah satunya adalah jurnalis foto yang berpasangan bersama Clayton selama latihan itu.
Military Review memastikan bahwa ledakan itu terjadi saat momen kritis di perang. Kala itu, penting bagi AS dan Afghanistan untuk bekerja sana mencapai stabilitas negara tersebut.
"Clayton tak hanya membantu untuk mendokumentasikan aktivitas yang memperkuat hubungan dua negara, tetapi ia juga berbagi risiko dengan berpartisipasi dalam usaha perdamaian negara itu," tulis majalah tersebut.
Clayton adalah perempuan dari Augusta, Georgia, Amerika Serikat. Ia bergabung sebagai anggota dari pasukan Fort Meade Batalyon 55, di Maryland yang terkenal dengan combat camera. Saat tewas, ia masih berusia 22 tahun.
Gordon Van Vleet, juru bicara untuk jaringan komando, yang merupakan markas besar tempat di mana Clayton bertugas, mengatakan bahwa foto terakhir Clayton diterbitkan atas izin keluarganya.
Van Vleet mengatakan, pihak keluarga tersebut menolak berkomentar terkait insiden yang menimpa putrinya.
Combat camera memberikan penghormatan pada Clayton dengan menamai penghargaan tahunan untuk karya foto tempur terbaik dengan nama tentara perempuan itu, tulis Military Review.
Kesatuan fotografer perang militer dilatih untuk mengambil foto dan video di lingkungan mana pun dan mendampingi prajurit dalam rangka mendokumentasikan operasi tempur.
Saksikan juga video berikut ini: