Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat ada perdagangan hari ini. Aliran dana masuk membuat rupiah mampu menguat dan bergerak stabil.
Mengutip Reuters, Kamis (4/5/2017), rupiah dibuka di angka 13.303 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.322 per dolar AS. Pada perdagangan dari pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.307 per dolar AS hingga 13.330 per dolar AS.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank SPot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.330 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.297 per dolar AS.
Dolar sebenarnya menguat di kawasan Asia pada perdagangan Kamis ini setelah Bank Sentral AS mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga sesuai dengan rencana para Juni nanti. Namun rupiah masih mampu menahan penguatan dolar AS karena data-data ekonomi yang cukup baik.
Baca Juga
Advertisement
"Dolar AS diuntungkan karena the Fed menjaga pintu keuangan suku bunga pada Juni nanti," jelas analis Barclays Singapura Mitul Kotecha. Oleh karena itu dolar AS mampu menguat terhada yen Jepang dan juga won Korea.
Sedangkan di Indonesia, menurut ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta, penguatan rupiah sudah terjadi sejak sehari sebelumnya atau sejak perdagangan Rabu kemarin. Penguatan tersebut karena masuknya dana asing ke pasar modal dan surat utang dan juga membaiknya data-data ekonomi.
Tetapi memang penguatan tersebut tidak terlalu besar karena masih ada efek negatif dari sentimen dalam negeri jelang pengumuman S&P. "Sentimen tersebut bisa membuat pelemahan rupiah dalam jangka pendek, apalagi harga komoditas belum juga pulih," tutur dia.
Fokus pelaku pasar saat ini beralih ke pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 yang diperkirakan membaik dan mendekati 5 persen secara year on year. Secara umum aliran dana asing masih konsisten masuk baik ke pasar saham maupun obligasi.