Menteri PPN: RI Bersyukur Ekonomi Tumbuh Tertinggi Ketiga di G20

Posisi Indonesia saat ini di antara negara-negara G20 jjika dilihat dari ukuran kapasitas ekonomi tak terlalu rendah, menempati 15 besar.

oleh Nurmayanti diperbarui 04 Mei 2017, 17:45 WIB
Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro S.E., M.U.P., Ph.D atau dikenal sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan tidak mudah bagi negara-negara G20, di luar Indonesia untuk meraih pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

Sebagai negara anggota G20, Indonesia bersyukur mampu tumbuh sebesar 5,02 persen pada 2016.

"Bisa tumbuh 5 persen untuk negara selevel G20 tidak gampang. PDB Jepang nomor dua atau tiga sekarang di dunia itu hampir tidak tumbuh. Sampai bikin Abenomics agar pertumbuhannya 1 persen bisa tercapai karena setengah mati untuk ciptakan pertumbuhan ekonomi bagi negara yang PDB-nya sudah besar dan mature," jelas Bambang di Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Dia lantas mengibaratkan perekonomian Indonesia dengan ukuran PDB sebesar Rp 12 ribu triliun dengan tumbuh 5 persen maka ukuran ekonominya bertambah Rp 240 triliun.

Bandingkan seumpama dengan negara-negara kecil di Pasifik yang memiliki PDB Rp 1.000 triliun, dengan tumbuh 10 persen hanya bertambah Rp 100 triliun.

"Kita tumbuh 5 persen dengan PDB menjadi Rp 12.240 triliun kelihatan kecil cuma separuh dari negara dengan pertumbuhan 10 persen contoh tadi. Tapi size ekonomi kita bertambah Rp 240 triliun berbanding dengan Rp 100 triliun," jelas dia.

Menurut Bambang, posisi Indonesia saat ini di antara negara-negara G20 jjika dilihat dari ukuran kapasitas ekonominya tidak terlalu rendah, yakni menempati urutan 15 besar dunia, di atas Turki, Arab Saudi, Afrika Selatan dan Argentina, yang justru pertumbuhan ekonominya lebih rendah dari Indonesia.

Bahkan Bambang menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sebesar 5 persen cukup bagus. Namun, masih ada potensi untuk bisa tumbuh 7 persen asalkan seluruh hambatan-hambatan harus dibongkar secara perlahan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya