Bos Sido Muncul Berbagi Pengalaman Bisnis di EGTC 2017

Usaha Sido Muncul terus berkembang pesat. Dari semula hanya dikerjakan beberapa orang, kini menyerap 3.500 karyawan.

oleh Zainul Arifin diperbarui 04 Mei 2017, 19:25 WIB
Presiden Direktur PT Jamu Sido Muncul Irwan Hidayat berbagi pengalaman sebagai pengusaha di hadapan ribuan peserta yang memadati acara Emtek Goes To Campus (EGTC) 2017 di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.(Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang Bos Jamu Sido Muncul Irwan Hidayat berbagi pengalaman sebagai pengusaha di hadapan ribuan peserta yang memadati acara Emtek Goes To Campus (EGTC) 2017 di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.

“Ada modal intangible yang harus dimaksimalkan. Pertama tentu pendidikan. Kedua adalah perhatikan lingkungan sekitar dan perkuat jaringan,” kata Irwan di Malang, Kamis (4/5/2017).

Menurut dia, modal tersebut menjadi aset penting untuk memulai sebuah usaha agar benar-benar menghasilkan keuntungan. Tapi tetap saja harus ditopang dengan daya kreatifitas dan imajinasi sesuai kebutuhan masyarakat.

“Saya dua puluh tahun lalu membayangkan akan seperti apa usaha jamu di masa depan. Setelah yakin dan memaksimalkan promosi serta jaringan, baru menunjukkan hasil,” Irwan menambahkan.

Ia mengakui dua kali urung masuk kuliah usai dua kali berencana mendaftar ke perguruan tinggi.

Terakhir, dia membatalkan niatnya untuk masuk jurusan hukum Universitas Trisakti saat mendengar cerita tentang pelaksanaan ospek di kampus tersebut pada hari pertama kuliah.

“Saya takut dicukur gundul, akhirnya pilih pulang ke rumah tak jadi kuliah. Orang tua mendukung segala keinginan saya,” ungkap Irwan.

Akhirnya dia membantu usaha jamu yang dijalankan kedua orang tuanya. Dia pun mewarisi usaha yang dirintis kakek dan neneknya pasangan Rahmat Sulistyo (Siem Thiam Hie) dan Sri Agustina (Go Djing Nio).

Irwan mengaku telah berupaya membesarkan usahanya sejak tahun 1970-an, hingga tahun 1990-an dan belum membuahkan hasil. "Saya cari tahu apa penyebabnya, ternyata belum dipercaya oleh masyarakat," ujar Irwan.

Dia kemudian memutuskan jika Pabrik Jamu Sido Muncul menggandeng perguruan tinggi untuk menguji secara kandungan jamu. Hal itu sebagai upaya membangun kepercayaan masyarakat bahwa jamu aman dikonsumsi karena lulus uji klinik.

“Setiap produk kami pasti melalui screening di laboratorium. Kalau aman, baru bisa beredar,” tutur Irwan.

Semenjak itu, usaha Sido Muncul terus berkembang pesat. Dari semula hanya dikerjakan beberapa orang, kini menyerap 3.500 karyawan.

Tiap hari, ada 200 peneliti bekerja di laboratorium perusahaan. Tiap tahun, rata - rata Sido Muncul membayar pajak sebesar Rp 400 miliar kepada negara.

“Intinya, jangan lupa kepercayaan masyarakat dan bermanfaatlah untuk lingkungan sekitar,” seru Irwan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya