Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berharap kebijakan pemerintah menurunkan harga gas industri dapat menopang volume penjualan gas. Pemerintah telah berupaya menekan harga jual gas industri seperti di wilayah Sumatera Utara.
Direktur Komersial PGN Danny Praditya mengatakan, penurunan harga gas dapat membuat industri semakin berkembang, sehingga permintaan akan gas semakin besar.
Baca Juga
Advertisement
"Sejauh ini penurunan harga itu diikuti harga di hulu. Saat ini pemerintah dalam tahap finalisasi draft pengaturan harga dari hulu sampai hilir. Efeknya diharapkan secara profit men-drive industri lebih berkembang," kata dia usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Dia mengatakan, permintaan gas yang besar akan mendorong volume penjualan perseroan. "Sehingga kita mendapatkan pertumbuhan dari sisi volume. Kita harapkan apabila direvisi dari profitability kita dapat pertahankan dengan kompensasi dari sisi volume," ungkap dia.
Sepanjang 2016, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 1.599 million standard cubic feet per day (MMSCFD) atau tumbuh jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 1.591 MMSCFD.
Adapun rinciannya, volume gas distribusi (niaga gas bumi) sebesar 803 MMSCFD dan volume transmisi (pengangkutan gas bumi) 795 MMSCFD.
PGN membukukan pendapatan bersih US$ 2.935 juta. Kemudian laba operasi US$ 444 juta. EBITDA tercatat US$ 807 juta. Lalu, laba bersih tercatat US$ 304 juta atau Rp 4,04 triliun (kurs rata-rata Rp 13.308 per dolar).