Pembayaran Gaji PNS Sampai Pilkada Jadi Pendorong Ekonomi RI

BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2017 sebesar 5,01 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Mei 2017, 12:44 WIB
Anies Baswedan berkampanye di Jakarta Utara (Liputan6.com/Rezki Apriliya Iskandar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2017 sebesar 5,01 persen yoy. Realisasi ini lebih tinggi dari pencapaian kuartal I-2016 sebesar 4,92 persen dan 4,94 persen di kuartal IV-2016 karena berbagai faktor pendorong, utamanya peningkatan ekspor dan investasi.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi ‎5,01 persen di tiga bulan pertama ini masih ditopang konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, serta ekspor yang masing-masing menyumbang 2,71 persen, 1,71 persen, dan 1,54 persen.

"Di kuartal I, konsumsi rumah tangga ‎tumbuh 4,93 persen, konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) 8,02 persen, ekspor tumbuh 8,04 persen, impor 5,02 persen, PMTB tumbuh 4,81 persen, dan konsumsi pemerintah tumbuh 2,71 persen," jelas Kecuk saat Rilis PDB di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Lebih jauh dia menerangkan, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen, sedikit melambat dibanding kuartal I-2016 sebesar 4,97 persen karena adanya perlambatan penjualan ritel, rumah, impor barang konsumsi, sampai transaksi kartu kredit.

Sementara itu, lanjut Kecuk, PMTB tumbuh 4,81 persen di kuartal I ini atau naik dari realisasi kuartal yang sama sebelumnya 4,67 persen. Didorong karena investasi berupa kendaraan, bangunan, mesin dan perlengkapan, serta dipicu realisasi belanja modal pemerintah pusat (APBN) yang tumbuh 15,75 persen.

"Ekspor tumbuh 8,04 persen dibanding periode sama tahun lalu yang negatif 3,29 persen. Ekspor sangat menjanjikan, sejalan dengan kenaikan permintaan negara tujuan ekspor China, Jepang serta peningkatan harga komoditas. Ekspor jasa pun tercatat tumbuh positif seiring peningkatan jumlah wisman," terangnya.

Kecuk menambahkan, konsumsi LNPRT tumbuh 8,02 persen karena ada kegiatan pemilihan kepala daerah serentak di 101 daerah. Pertumbuhan positif lainnya pengeluaran pemerintah didukung kenaikan belanja barang, belanja pegawai, dan belanja bantuan sosial.

"Kinerja impor juga tumbuh tinggi 5,02 persen di kuartal I ini dibanding tahun lalu yang mencatatkan pertumbuhan negatif 5,14 persen karena permintaan domestik meningkat, terutama bahan baku dan penolong," tukas Kecuk.

Sebelumnya, Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I ini sebesar 4,97 persen secara year on year (yoy).

Proyeksi tersebut lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu sebesar 4,92 persen dan realisasi 4,94 persen di kuartal IV-2016. Walaupun lebih rendah dibanding perkiraan pemerintah 5,1 persen.

"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I diperkirakan mencapai 4,97 persen," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat ini.

Prediksi pertumbuhan ekonomi ini, Josua menilai, akan ditopang dari konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, dan ekspor. Dia menjelaskan, konsumsi rumah tangga cenderung sedikit melambat, PMTB meningkat khusus investasi non-bangunan, serta perbaikan kinerja ekspor yang didorong tren kenaikan harga komoditas global.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya