Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan gaji bulanan adalah keinginan hampir semua pekerja formal dan informal, di perusahaan besar maupun perusahaan menengah-kecil.
Kenaikan gaji ini sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas kinerja dan kerja keras pekerja, termasuk sebagai cara pekerja untuk menyesuaikan dengan harga barang dan jasa sehari-hari yang terus naik.
Baca Juga
Advertisement
Namun, kenyataan di lapangan acapkali berbeda dengan ekspektasi. Kenaikan gaji bagi sebagian kalangan tidak otomatis mendongkrak keleluasaan finansial mereka.
Justru, gaji yang semakin besar malah menjebak seseorang dalam tuntutan gaya hidup yang melelahkan. Bayangan akan hidup lebih sejahtera karena gaji telah meningkat, malah pupus.
Alhasil, Anda menjadi terbelenggu terus menerus menuntut gaji lebih besar atau mencari pekerjaan dengan gaji lebih tinggi sekadar untuk menuruti gaya hidup. Ungkapan “The evil is on the growth” menjadi kenyataan.
Namun saat mengalami kenaikan gaji, bukan berarti Anda bebas memakai dana kenaikan gaji sesuka hati. Saat itulah Anda justru harus pintar-pintar menggunakan penghasilan Anda. Jangan sampai, gaya hidup Anda berubah sehingga kenaikan gaji ini tidak berarti.
Waspadai 4 kesalahan umum yang sering terjadi ketika seorang pekerja mendapatkan kenaikan gaji. Simak daftarnya di bawah ini dikutip dari HaloMoney:
1. Mengubah gaya hidup
Banyak orang yang langsung mengubah gaya hidup mereka ketika gajinya meningkat. Yang ironis, kebanyakan karena menuruti gengsi semata. Misalnya, yang biasanya nyaman-nyaman saja naik ojek online, karena gaji naik, beralih menjadi naik taksi.
Ada juga yang selama ini makan siang sederhana di kantin kantor, begitu gaji naik malah sering membeli makanan premium. Kenaikan gaji bukan berarti Anda perlu langsung mengganti gaya hidup.
Tetaplah menjalankan gaya hidup yang selama ini Anda jalankan. Kalaupun Anda merasa berhak bersenang-senang dengan gaji baru, upayakan tidak berlebihan.
2. Tidak memiliki perencanaan
Kondisi keuangan rentan berantakan bila Anda tidak terbiasa membuat perencanaan keuangan. Ketika Anda mendapatkan kenaikan gaji, anggaplah 30 persen, biasakanlah langsung membagi 30 persen itu ke dalam tiga bagian penting.
Misalnya, 10 persen untuk menambah tabungan atau dana darurat, 10 persen untuk dana bersenang-senang misalnya untuk hobi, dan sisanya 10 persen untuk menambah investasi.
Kesalahan mendasar yang sering terjadi ketika seseorang mendapatkan kenaikan gaji adalah, sebanyak 30 persen dia gunakan sepenuhnya sebagai dana bersenang-senang. Alhasil, gaji yang makin besar justru kurang optimal pemanfaatannya karena melulu terpakai untuk kegiatan konsumtif.
Serampangan Memakai Kartu Kredit
3. Serampangan Memakai Kartu Kredit
Ini memang ironis. Bagaimana mungkin pendapatan yang bertambah malah membuat orang semakin akrab dengan utang di kartu kredit? Tapi kenyataannya banyak terjadi, ketika seseorang mendapatkan kenaikan gaji, dia merasa berhak berbelanja lebih banyak. Termasuk berbelanja memakai kartu kredit.
Batasi penggunaan kartu kredit maksimal sebesar 30 persen dari penghasilan rutin Anda. Gaji yang naik, tidak berarti Anda serampangan memakai kartu kredit.
4. Lupa Menambah Amal Sedekah
Begitu mendengar gaji bakal naik, kebanyakan orang langsung memikirkan mobil baru, gadget mahal baru, dan lain sebagainya. Jarang yang langsung berpikir menambah nilai amal sedekah pada sesama.
Gaji baru berarti Anda perlu juga menambah porsi amal sedekah semata agar penghasilan Anda bernilai berkah. Dengan bersedekah, Anda berarti ikut membantu kehidupan orang lain sehingga Anda akan bertambah semangat menambah penghasilan bersama orang-orang yang kurang beruntung seperti Anda.
Advertisement