Tantangan Yetrin Ajarkan Matematika pada Anak-anak Pedalaman

Belajar matematika tak semudah dibayangkan. Tapi metode ini bisa membuat siswa-siswi di pedalaman lebih asik belajar berhitung

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 06 Mei 2017, 06:48 WIB
Yetrin (pengajar matematika) dan Amalia. Foto: Bella Jufita/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Awalnya tak mudah bagi Yetrin mengajarkan anak-anak belajar matematika di SDN Sonraen, kecamatan Amarasi Selatan, kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Apalagi ia lulusan sastra bahasa Indonesia, butuh waktu lebih lama untuk menguasai materi pelajaran.

Namun kini dia justru bangga bisa mengajari para siswa-siswi untuk mempelajari matematika yang kerap dianggap sulit ini berkat metode Gasing.

Yetrin merupakan salah satu peserta diklat program Gasing, pelatihan matematika yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Muslim. Ia dilatih oleh Prof. Yohanes Surya, pencetus metode belajar matematika Gampang, Asik, dan menyenangkan (Gasing).

Sudah dua bulan Yetrin bersama Amalia, siswi SDN Buraen 1, mengikuti diktat yang bertempat di Hotel Amaris, Tangcity, sejak 5 Maret 2017. Amelia merupakan salah seorang siswi yang memiliki kelemahan dalam berhitung.

“Untuk pelajaran lain mungkin anak itu unggul, tapi untuk pelajaran matematika itu sulit dan susah, apalagi untuk menghafal perkalian,” kata Yetrin kepada Health-Liputan6.com, Jumat (5/5/2017).

Kali pertama melakukan tes dari 40 soal, ia hanya bisa menjawab 16 soal, lanjut Yetrin. Namun, dengan mendapatkan metode gasing selama dua bulan kini skor latihan matematika Amalia mencapai 90.

Setiap hari, Amalia bersama Yetrin juga 16 guru dan siswa/i lain dari Bogor, Gunung Kidul, Bantul, Lampung Selatan, Pacitan, dan Kab. Kupang, mendapat pengajaran metode Gasing yang dimulai pukul 8 pagi sampai 4 sore.

Setiap hari murid diminta untuk menyelesaikan satu buku yang berisi sekitar 800 soal matematika. Tapi sebelum itu, semua guru dan siswa/i harus bernyanyi dan menari lagu dari Cita Citata, Goyang Dumang yang liriknya diganti menjadi lebih menyenangkan.

“Jadi metodenya gampang, jadi anak otomatis akan asik belajarnya, kalau sudah begitu belajar akan menyenangkan,” kata Prof Yo.

Yetrin merasa terbantu dengan program seperti ini, sebab sekolah tempat ia mengajar terbilang cukup kurang mendapatkan perhatian oleh pemerintah setempat untuk meningkatkan kualitas pengajaran.

“Setelah dua bulan mengikuti diklat metode gasing ini memang ternyata dulu yang kita rasa sulit sekarang lebih gampang dan asik,” ujarnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya