5 Alasan Mengapa MU Bakal Juara Liga Inggris Musim Depan

Jose Mourinho dipercaya bakal bawa MU juara Liga Inggris musim depan.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Mei 2017, 20:00 WIB
Penyerang Celta Vigo, Lago Aspas (kanan) berusaha melewati dua pemain Manchester United Vigo pada pertandingan leg pertama semifinal Liga Europa di stadion Balaidos, Spanyol (5/5). MU menang 1-0 atas Celta Vigo. (AFP Photo/Cesar Manso)

Liputan6.com, Jakarta Setelah era Louis van Gaal yang kurang menarik di Manchester United (MU), kedatangan Jose Mourinho seharusnya membawa sebuah energi baru. Musim ini, adaptasi Mourinho sebenarnya tak ada yang salah, hanya faktor kurang beruntung jadi penyebab.

Posisi MU di Liga memang tak sesuai dengan performanya, yakni urutan kelima. Padahal bersama Mourinho, Red Devils sudah tak terkalahkan dalam 25 pertandingan secara beruntun di Liga Inggris.

Namun memang, ada kabar buruknya juga. Sebab, 10 di antaranya diraih dengan hasil imbang, plus di kandang sendiri. Melihat musim ini, sudah cukup kentara kehadiran sosok manajer asa Portugal itu.

Ini baru musim pertamanya. Pada tahun keduanya di Old Trafford, tentu kinerjanya bisa dilihat betul. Dia dipercaya bakal bawa MU juara Liga Inggris musim depan.

Mengapa? Berikut alasannya dikutip dari Sportskeeda:


1. Pragmatisme

Ekspresi pelatih Manchester United, Jose Mourinho saat memimpin timnya melawan Celta Vigo pada leg pertama semifinal Liga Europa di Balaidos stadium, Vigo, (4/5/2017). MU menang 1-0. (AP/Lalo R. Villar)

Memang, posisi kelima setelah mendatangkan Paul Pogba dan membayar gaji mahal Zlatan Ibrahimovic bukan hasil terbaik Mourinho. Manchester United telah berhasil mencetak 51 gol dalam 34 pertandingan, yang lebih rendah dari Everton dan hanya satu angka di atas Bournemouth.

Mourinho bukanlah generasi manajer yang akan mengorbankan defensif untuk sepak bola. Itu bukan cara dia berhasil memenangkan dua gelar Liga Champions dan banyak gelar liga di Portugal, Inggris, Italia dan Spanyol.

Pelatih Portugal itu telah berhasil mendapatkan yang terbaik dari Paul Pogba. Permainan transisi United sangat bergantung pada kemampuan pemain Prancis itu.

Statistik begitu sering yang jadi tolok ukur, namun 27 kali tembakan mengenai tiang tentu ada yang salah alias tak beruntung. Namun musim depan, dia akan jadi sosok penentu Mourinho dalam transisi permainan pragmatisnya.


2. Mental Juara Mulai Terbentuk

Gelandang Manchester United, Juan Mata, ditarik keluar manajer Jose Mourinho pada laga Community Shield kontra Leicester City di Wembley Stadium, London, Minggu (7/8/2016). (AFP/Ian Kington)

Manchester United memenangkan Piala Liga dengan mengalahkan Southampton awal tahun ini dan juga meraih kemenangan di FA Community Shield pada awal musim. Pasukan Mourinho mungkin tidak konsisten di liga.

Namun pertandingan di ajang turnamen telah menunjukkan bahwa mereka memiliki apa yang diperlukan untuk meraih gelar. Saat mengangkat gelar liga bersama Chelsea di kedua periodenya, Mourinho mendahuluinya dengan juara di turnamen. Situasi yang sama bisa dilihat di Manchester United.

Sayangnya bagi tim, terlalu banyak pemain cedera telah menghambatnya di liga. Namun yang paling penting di sini adalah pemain muda United kini telah mencicipi sukses dan berpotensi melakukannya lagi jika berhasil mengangkat trofi Liga Europa.


3. Bursa transfer

Penyerang Manchester United (MU), Marcus Rashford dan pelatih Jose Mourinho. (Oli SCARFF / AFP)

Skuat Manchester United cukup dalam, tetapi masih ada beberapa tambahan lagi yang perlu dilakukan. Saat ini tim sangat mengandalkan Zlatan Ibrahimovic untuk mendapatkan gol dan saat absen, tidak ada yang benar-benar bisa gantikannya..

Mourinho tidak pernah salah di bursa transfer. Tim-tim yang pernah ditanganinya pernah sukses berkat strategi transfer The Special One. Apalagi, MU memiliki 100 juta poundsterling di setiap tiga jendela transfer musim panas yang lalu.

Kemungkinan mereka akan melakukannya lagi bulan Juni nanti. Kedatangan Jose pada bursa transfer musim panas lalu cukup bagus. Mungkin, musim panas nanti, akan ada pemain yang memang benar-benar sesuai dengan keinginan dan karakteristik yang ingin dijalankan oleh Mourinho.


4. Mirip di Chelsea Musim 2013-14

Jose Mourinho (AFP/Scott Heppell)

Ketika Mourinho kembali ke Chelsea untuk masa jabatan kedua, The Blues mengalami sedikit kekacauan. Hal besar berikutnya di dunia manajerial saat itu, Andre Villas-Boas, memiliki musim mengerikan dan penggantinya, Roberto Di Matteo, dipecat meski sudah memberikan gelar Liga Champion pertama mereka.

Klub kemudian membuat para fans semakin marah denganmempekerjakan Rafael Benitez, manajer yang memprovokasi penggemar The Blues dengan komentar fans plastik saat berada di Liverpool.

Mourinho mewarisi tim yang cukup layak dari Benitez. Meski finis ketiga di liga, Chelsea bersaing melawan Liverpool dan Manchester City, tim yang mencetak lebih dari 100 gol.

Mourinho menjalani cara pragmatisnya yang seperti biasa dan timnya memiliki catatan defensif terbaik tahun itu setelah kebobolan hanya 27 gol dalam 38 pertandingan liga. Padahal, Chelsea memiliki trio Demba Ba, Fernando Torres dan Samuel Eto'o.

Musim panas berikutnya, Mourinho mendatangkan  Cesc Fabregas dan Diego Costa. Duo ini memiliki pemahaman instan dan cukup banyak memenangkan liga. United musim ini berada dalam situasi yang sama. Mereka membutuhkan beberapa pemain yang bisa mengonversi peluang.


5. 25 Laga Tak Terkalahkan di liga

Manajer Manchester United Jose Mourinho mengakui Marouane Fellaini merasa frustrasi karena diganjar kartu merah saat kontra Manchester City pada laga Premier League di Stadion Etihad, Manchester, Kamis (27/4/2017). (AFP/Oli Scarff)

Mourinho cukup sukses melahirkan banyak gelar. Hanya dua kali dia gagal mengangkat gelar liga. Dia selalu mengangkat gelar di tahun keduanya usai menangani klub baru.

Kekalahan terakhir United di liga itu terjadi sudah sangat lama. Ya, Oktober adalah saat terakhir mereka takluk. Ini seperti membuktikan kalau Mourinho mulai memberikan pemahaman soal juara oleh pemain MU. Mental pemain Red Devils mulai diasah oleh Mou.

Ketika diminta datang musim 2013-14 ke Chelsea, The Special One secara istimewa mengklaim bahwa timnya adalah 'seekor kuda kecil yang membutuhkan susu dan perlu belajar bagaimana melompat.' Musim berikutnya, seekor kuda kecil yang sama melenggang melewati Liga. Jangan kaget kalau melihat binatang yang sama musim depan, kali ini Mourinho sedang menjadi joki di Manchester United. (I. Eka Setiawan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya