Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkali-kali mengingatkan semua pihak untuk menjaga kebinekaan dan persatuan. Belakangan, masyarakat mulai berusaha dipecah belah dengan isu SARA.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj teringat dengan kisah Nabi Muhammad SAW saat membangun kota Madinah. Rasulullah kala itu membangun kota dengan menggabungkan kemajuan Tsaqafah atau agama, intelektual, budaya, dan akhlak dengan Al Muhadarah atau kemajuan di bidang ekonomi. Kemajuan kedua bidang itulah yang disebut Madinah.
Advertisement
"Jadi, Nabi Muhammad 15 abad yang lalu telah berhasil membangun sebuah peradaban umat manusia, yang platformnya bukan agama, platform ukurannya etnik tapi tamaddun madinah sifilain. Tidak pandang bulu penduduk kota Madinah agamanya apa, budayanya apa, sukunya apa. Diberlakukan oleh Rasulullah dengan perlakuan yang sama. Itulah Madinah," tutur Said Aqil Siradj saat membuka Halaqah Ekonomi Nasional Himpunan Pengusaha Nahdliyin di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Mei 2017.
Prinsip ini pula yang selama ini digunakan NU. Muktamar NU di Banjarmasin mengusung Indonesia Darussalam, negara yang damai, bukan Indonesia Darul Islam atau negara agama.
Negara kebangsaan yang merangkul semua komponen yang ada, budaya yang ada, agama, yang ada. Semua orang punya hak dan kewajiban yang sama.
"Itulah Madinah, itulah yang digagas oleh Nabi Muhammad SAW 15 abad lalu. Yah sekarang banyak orang yang enggak paham atau pura-pura enggak paham," ujar Said Aqil Siradj.