Pedagang Keluhkan Penjualan Turun Gara-gara Daging Kerbau Impor

Dalam perkiraan Bulog, kebutuhan masyarakat akan daging bakal melonjak saat Lebaran nanti.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Mei 2017, 07:12 WIB
Pedagang daging sapi di pasar daging tradisional Palmerah, Jakarta, Senin (4/7). H-2 Idul Fitri 1437 H, harga kebutuhan daging sapi meroket dari Rp 130.000 menjadi 150.000 per kilogram. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Pedagang daging sapi di pasar tradisional mengalami penurunan penjualan‎ setelah beredarnya daging kerbau di pasaran.Harga daging kerbau yang jauh lebih murah ketimbang daging sapi lokal dituding menjadi penyebab.

Seperti penuturan pedagang daging di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur Zakaria (50). Dia mengatakan sejak beredarnya daging kerbau di pasar penjualan daging sapinya anjlok.

Bila dulu sehari mampu menjual satu ekor sapi, kini turun menjadi kurang dari separuhnya. "Biasanya satu ekor habis, sekarang separuhnya enggak ada," kata Zakaria, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, seperti dikutip Minggu (7/5/2017).

Menurut Zakaria, daging sapi  kalah bersaing dengan daging ‎kerbau asal India dari sisi harga. Bila daging sapi segar dijual Rp 120 ribu per kilogram (kg), sementara daging kerbau yang didistribusikan Perum Bulog hanya dijual sekitar Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu per kg.

Zakaria mengakui, beredarnya daging kerbau di pasar memiliki tujuan baik, agar masyarakat bisa membeli daging dengan harga terjangkau. Namun dia mengaku pedagang daging eceran tidak bisa berbuat banyak untuk menurunkan harga yang sudah tinggi dari penjagal.

‎Dia pun menyayangkan, penjualan daging kerbau yang berlangsung di pasar‎. Menurutnya, hal tersebut mematikan usaha pedagang daging segar. Penjualan daging kerbau beku dinilai seharusnya hanya berlaku di tempat khusus.

"Sebenarnya meringankan rakyat, cuma jangan dijual di pasar, tapi di kelurahan, di kecamatan. Kalau di pasar kasihan pedagang kayak saya. Kami enggak bisa menurunkan harga, dari jagal juga sudah mahal," tutup Zakaria.

Pada pertengahan April lalu, Perum Bulog memang berencana mendatangkan sekitar 50 ribu ton daging kerbau asal India. Impor daging kerbau tersebut untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan daging mas‎yarakat saat Lebaran 2017.

Direktur Utama ‎Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, Bulog akan menambah kuota impor daging kerbau. Dalam perkiraan Bulog, kebutuhan masyarakat akan daging bakal melonjak saat Lebaran nanti. Kebutuhan tersebut harus diimbangi dengan pasokan agar harga tidak melanbung.

"Tambahan 50 ribuan ton dari India. Daging kerbau semua," kata Djarot, saat merayakan Puncak HUT Kementerian BUMN, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (18/4/2017).

Saat ini Bulog sedang mengurus izin impor, sebelum mendatangkan daging kerbau asal India sekitar 50 ribu ton untuk persiapan Lebaran. "Masih akan masuk lagi, saat ini proses untuk izinnya," tutur Djarot.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya