Liputan6.com, Mekah: Setiap musim haji, Kota Mekah Al Mukaromah menjadi surga belanja buat para jemaah. Soalnya, dua juta orang berkumpul selama dua pekan di Kota Suci itu untuk menunaikan Rukun Islam kelima. Itulah sebabnya, belanja hadiah dan cinderamata kini berkembang menjadi tradisi buat jemaah. Apalagi, tradisi itu mendatangkan devisa ratusan juta dolar bagi pemerintah Arab Saudi.
Berdasarkan pemantauan SCTV, baru-baru ini, waktu luang yang ada di antara beribadah umumnya mereka gunakan untuk berbelanja. Biasanya, sejumlah perlengkapan ibadah yang seharga beberapa real hingga perhiasan mahal menjadi benda yang dicari dalam berbelanja. Umumnya barang-barang itu dibeli untuk dihadiahkan kepada kerabat di Tanah Air.
Menurut seorang pedagang Mustafa Ayjoun, biasanya setiap jemaah mempunyai kebiasaan dalam berbelanja tergantung asal negara mereka. Misalnya, jemaah asal Turki kerap memburu mutiara. Sedangkan jemaah dari negara lain banyak yang berbelanja peralatan salat dan parfum nonalkohol. Kendati begitu, Mustafa mengakui, tahun ini tak seramai sebelumnya. Diduga, akibat melambatnya perkembangan ekonomi dunia setelah Tragedi World Trade Center, Amerika Serikat, 11 September silam.
Sementara jemaah Indonesia yang meninggal di Tanah Suci, dilaporkan bertambah enam orang, Dengan begitu, jumlah jemaah yang meninggal menjadi 140 orang. Keenam jemaah yang wafat antara lain Suryani binti Ismangil (57), asal Kebumen, Jawa Tengah, dari Kelompok Terbang 48 Solo, Jateng, Mulyoto bin Rohani (64), Lampung, Kloter 26 Jakarta, Wiji bin Jimo Atmowiryono (70), asal Klaten, Jateng, Kloter 48 Solo, Yahya Sanusi bin Tuajin (66), asal Pekanbaru, Riau, Kloter 15 Batam, Fatimah bin Wahab (67), asal Bandar Sari, Aceh Utara, Kloter 12 Banda Aceh, Abdullah bin Arsyad (82) asal Cirebon, Jawa Barat, Kloter 26 Jakarta.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)
Berdasarkan pemantauan SCTV, baru-baru ini, waktu luang yang ada di antara beribadah umumnya mereka gunakan untuk berbelanja. Biasanya, sejumlah perlengkapan ibadah yang seharga beberapa real hingga perhiasan mahal menjadi benda yang dicari dalam berbelanja. Umumnya barang-barang itu dibeli untuk dihadiahkan kepada kerabat di Tanah Air.
Menurut seorang pedagang Mustafa Ayjoun, biasanya setiap jemaah mempunyai kebiasaan dalam berbelanja tergantung asal negara mereka. Misalnya, jemaah asal Turki kerap memburu mutiara. Sedangkan jemaah dari negara lain banyak yang berbelanja peralatan salat dan parfum nonalkohol. Kendati begitu, Mustafa mengakui, tahun ini tak seramai sebelumnya. Diduga, akibat melambatnya perkembangan ekonomi dunia setelah Tragedi World Trade Center, Amerika Serikat, 11 September silam.
Sementara jemaah Indonesia yang meninggal di Tanah Suci, dilaporkan bertambah enam orang, Dengan begitu, jumlah jemaah yang meninggal menjadi 140 orang. Keenam jemaah yang wafat antara lain Suryani binti Ismangil (57), asal Kebumen, Jawa Tengah, dari Kelompok Terbang 48 Solo, Jateng, Mulyoto bin Rohani (64), Lampung, Kloter 26 Jakarta, Wiji bin Jimo Atmowiryono (70), asal Klaten, Jateng, Kloter 48 Solo, Yahya Sanusi bin Tuajin (66), asal Pekanbaru, Riau, Kloter 15 Batam, Fatimah bin Wahab (67), asal Bandar Sari, Aceh Utara, Kloter 12 Banda Aceh, Abdullah bin Arsyad (82) asal Cirebon, Jawa Barat, Kloter 26 Jakarta.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)