Kendala yang Sering Dialami Perusahaan Rintisan di Tanah Air

Banyak pebisnis startup yang baru memulai usahanya justru sering terkendala dengan sistem pembayaran yang tersedia.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Mei 2017, 12:36 WIB
Ilustrasi e-Commerce (tumblr.com)

Liputan6.com, Jakarta - Era informasi dan teknologi yang semakin canggih membuat banyak bermunculan perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air. Sayangnya, banyak pebisnis startup yang baru memulai usahanya justru sering terkendala sistem pembayaran.

Direktur PT Pembayaran Lintas Usaha (PT PLUS), Joshua A. Darmawan menilai, kendala sistem pembayaran muncul lantaran banyaknya channel bank dan metode pembayaran yang disediakan.

"Para e-commerce, utamanya startup mengalami kendala dalam mengadakan sistem pembayaran. Baik dalam hal administrasi, teknis, investasi, dan proses pelaksanaannya," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (7/5/2017).

Kendala sistem pembayaran yang dihadapi startup bisa diatasi dengan menggandeng industri payment gateway. Terlebih Bank Indonesia (BI) kini tengah memulai uji coba interkoneksi uang elektronik sebagai langkah awal implementasi gerbang pembayaran nasional atau national payment gateway (NPG).

Gerbang pembayaran menyediakan aplikasi e-commerce yang mengintegrasikan berbagai sistem pembayaran dari berbagai bank untuk pengusaha online dan lain lain.

Salah satu gerbang pembayaran yang bisa digunakan adalah Espay yang mampu menerima pembayaran dari berbagai channel maupun distribusi pembayaran kepada rekening mitra, member, atau pelanggan secara otomatis di berbagai bank di Indonesia secara realtime.

"Espay juga menawarkan sistem pay as you use yang memudahkan pengusaha startup karena hanya perlu membayar sekali dalam setiap transaksi," jelas dia.

Joshua melanjutkan, Espay yang menawarkan sistem pembayaran terintegrasi ini bakal hadir mendukung Indonesia E-commerce Summit & Expo (IESE) yang digelar pada 9-11 Mei 2017 di ICE BSD, Tangerang.

"IESE merupakan salah satu forum pertemuan terbesar bagi para pemangku kepentingan industri yang akan menghadirkan tokoh penting industri e-commerce. IESE salah satu kegiatan yang dapat mendukung pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian dari pertumbuhan e-commerce dunia," ungkap Joshua.

BI saat ini juga tengah menyelesaikan Peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait NPG yang ditargetkan dapat diterbitkan pada kuartal I 2017.

Sebelumnya, Kepala Pusat Bagian Transformasi BI Onny Widjanarko mengungkapkan, uji coba interkoneksi pada uang elektronik karena jumlah pengguna uang elektornik masih relatif kecil dibandingkan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) lainnya.

Selain interkoneksi uang elektronik, BI juga akan mulai mempersiapkan infrastruktur untuk menunjang interkoneksi antarperusahaan switching untuk menyukseskan implementasi gerbang pembayaran nasional. (Dny/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya