Liputan6.com, Abuja - Kelompok militan Boko Haram telah membebaskan 82 anak perempuan yang dijadikan sandera sejak 2014. Ke-82 anak tersebut merupakan bagian dari peristiwa penculikan dan penyanderaan sekitar 276 hingga 300 anak perempuan di Chibook, Nigeria.
Ke-82 anak perempuan itu ditukarkan dengan kebebasan sejumlah anggota Boko Haram yang ditahan pemerintah. Anak-anak yang dibebaskan itu akan diterima oleh Presiden Muhammad Buhari, di Abuja, pada Minggu, 7 Mei 2017.
Advertisement
Sementara itu, pemerintah Nigeria merahasiakan jumlah anggota Boko Haram yang dibebaskan sebagai alat tukar pembebasan ke-82 anak tersebut, seperti yang diwartakan BBC, Minggu, (7/5/2017).
"Ini berita yang baik bagi kami. Hal ini sudah kami tunggu sejak lama. Kami juga berharap anak-anak lain dapat dibebaskan," ujar Enoch Mark, salah satu orang tua yang anaknya menjadi korban penculikan.
Pemerintah Nigeria menyebut operasi pembebasan itu merupakan hasil keterlibatan banyak pihak.
"Ini hasil keterlibatan lembaga keamanan, militer, Pemerintah Swiss, Komite Palang Merah Internasional, dan lembaga swadaya lokal serta internasional," kata juru bicara Presiden Buhari.
Kini, masih tersisa sekitar 113 hingga 195 anak yang masih berstatus tawanan Boko Haram atau hilang. Anak perempuan yang berstatus hilang mencuat ke permukaan publik setelah adanya laporan bahwa beberapa anak berhasil melarikan diri dari kamp militan, namun belum kembali ke wilayah tempat tinggalnya masing-masing sejak penculikan.
Peristiwa penculikan yang dikenal dengan nama 'Chibook kidnappings' 2014 itu sempat memancing perhatian dan memicu amarah dunia. Sejumlah tokoh penting, salah satunya mantan Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama, mengutuk peristiwa itu dan meminta disegerakannya proses pembebasan korban penculikan.
Penculikan dan penyanderaan sekitar hampir 300 anak perempuan di Chibook 2014 itu merupakan bagian dari total sekitar 30.000 korban kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Boko Haram selama 8 tahun terakhir di Nigeria.