Liputan6.com, Jakarta - Pemanfaatan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) di bidang kesehatan terus dikembangkan. Salah satunya dilakukan perusahaan medis bernama Scopis yang memanfaatkan Microsoft HoloLens untuk keperluan operasi.
Mengutip informasi dari Tech Radar, Senin (8/5/2017), Scopis menciptakan sebuah platform yang dapat membantu operasi tulang belakang dengan HoloLens. Secara teoretis, platform itu diklaim dapat meningkatkan akurasi dan kecepatan proses operasi.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu dimungkinkan sebab dokter, melalui HoloLens, dapat mengetahui posisi dan sudut alat yang digunakan secara tepat melalui tampilan di headset. Jadi, dokter dapat menyelaraskan gerakannya langsung dengan pasien tanpa perlu melihat monitor pengawas, seperti kebanyakan proses operasi saat ini.
Selain mengurangi waktu proses operasi dan risiko lain, melalui cara ini potensi pasien terpapar radiasi yang dihasilkan mesin fluroskopi makin berkurang. Mesin ini biasanya digunakan untuk mendeteksi lokasi penempatan sekrup yang ditanam saat operasi.
Meski sudah diumumkan, belum dapat dipastikan kapan platform ini akan benar-benar digunakan untuk mendukung operasi sesungguhnya. Namun sejumlah pihak menyebut ide ini sangat menjanjikan, mengingat HoloLens merupakan perangkat yang lebih ringkas ketimbang headset lain.
Sebagai informasi, pemanfaatan AR headset oleh Scopis di bidang kesehatan sebenarnya bukanlah gebrakan yang betul-betul baru. Sebelumnya dokter asal Inggris, Shafi Ahmed, melakukan bedah pertama dengan menggunakan teknologi serupa pada April 2016. Ia menyebut penggunaan VR headset membantunya menjalankan proses bedah dengan lebih fokus dan tertata.
(Dam/Why)